Detik-detik ketika laki-laki
berkemeja putih itu jatuh, banyak sekali hal yang terjadi. Detik yang
menentukan segalanya dari hari ini, detik yang membuka semua tabir yang akan
terbuka nanti, detik yang menuntun ke titik yang tidak kuketahui sebelumnya.
Lelaki itu berdiri sambil
memegang perutnya yang berdarah. Tiba-tiba gelang Tokiko, maksudku
benda-apa-yang-tokiko-pakai-aku-lupa membunyikan alarmnya. Lalu dari kejauhan
terlihat ada seorang warga negara asing berlari dan membawa lelaki itu pergi.
*tinidtinid…tinid tinid…*
“Hei.. benda ini berbunyi.. ”
“sudah nanti saja kita ceknya
kita kejar dulu orang itu.. ”
“Hei-hei apa maksudmu!.. ”
Aku memegang lengan tokiko dan
membawanya lari mengikuti warga nergara asing yang membawa lelaki itu.
Mereka berlari ke suatu lorong
sempit dari kami pun mengawasi mereka dari kejauhan. Kemungkinan si WNA itu ada
apa-apa dengan si lelaki malang.
kemudian si WNA yang menjinjing tubuh lelaki tersebut melemparnya ke dinding.
lalu dari saku dalam pakaiannya si WNA itu mengeluarkan pistol.