Pagi hari di kota Eiria, Iria Kingdom tepatnya di asosiasi black mage ketika Midr, murid pertama dari Fafnir, sedang membereskan teras depan datanglah seorang knight pria berambut pendek dan berjenggot yang memakai baju zirah besi dan menenteng sebuah pedang bertanya kepada Midr.
"Maaf apakah Fafnirnya ada?"
"Siapakah tuan? ada keperluan apa menemui tuan Fafnir?"
"Aku Eolos, itu bukan urusanmu"
"(huh orang yang menyebalkan) Baiklah.. silahkan masuk, mohon tunggu sebentar akan kupanggilkan tuan Fafnir"
Midr mempersilahkan masuk tuan knight tersebut dan pergi ke dalam ruangan tempat Fafnir berada sementara Eolos, sang knight, menarik kursi dan duduk menunggu kehadiran Fafnir. Beberapa saat kemudian Fafnir keluar dari ruangannya menghampiri Eolos. Ia pun menarik kursi lalu duduk berhadapan dengan Eolos lalu berkata "Wah wah wah lihat siapa yang datang.. salah satu dewan asosiasi knight of Iria dan juga salah satu The Union Knight of the Round, Eolos the Gigant Epee.. ya kan?"
"cih.. langsung ke tujuanku saja datang kesini.. aku ingin bertanya.. apa tujuanmu melibatkan anak-anak muda dalam rencana terselubungmu?"
"Hmmph?... apa maksudmu? aku gak ngerti tuh..."
"Kau baca koran edisi hari ini kan? disitu tercetak 4 orang pemuda membasmi para bandit di desa *** dan kalau tidak salah, salah satunya memakai broch asosiasi black mage Iria.. dan ia bernama Rena Rainhearth. apa itu benar? "
"Waw.. hebat.. aku saja tidak tahu kalau mereka sudah sedikit terkenal hahaha... jadi maksudmu.. rencanaku menggunakan anak itu?"
"ya benar.. kau punya rencana terselubung kan menggunakan gadis itu, sementara yang ku tahu asosiasi black mage Iria di cabang Eiria ini tidak terkenal karena seleksimu yang ketat sehingga tidak ada orang di Eiria yang berminat menjadi black mage.. dengan hal itu aku menarik kesimpulan kau ingin memanfaatkan hal yang 'spesial' yang ada dalam diri gadis itu untuk kebutuhan revolusioner kan? "
"cih.. kesimpulan yang tidak masuk akal... kau sudah tahu kan semenjak perang 17 tahun yang lalu aku sudah keluar dari revolusioner.. jadi aku sudah tidak ada urusannya dengan revolusioner.. dan lagi pula kau sudah keluar juga dari Midas kan?"
"Baiklah" Eolos berdiri "Equip Transform... Necklace.." lalu ia memakai sebuah mantra yang membuat armor baju jirah yang dia pakai berubah menjadi kalung kemudian ia kembali duduk dan melanjutkan percakapan"Aku memang sudah keluar dari Midas tetapi.. aku disini berbicara sebagai seorang knight yang ingin melindungi Mythearth ini.. aku yakin kau pasti punya rencana atau info tentang sesuatu yang terjadi di Mythearth ini kan.? dan mengapa kau memilih ke 4 anak tersebut... "
"hmm... sepertinya melihat kau melepas seluruh baju jirah mu aku mengerti sepertinya kau serius.. tapi biar aku tegaskan bahwa bukanlah diriku yang memilih ke 4 anak tersebut tapi takdir.. hahah... oke aku akan ceritakan yang apa saja yang ku tahu... tapi sebelumnya, Midr! tolong bawakan kopi untuk ku dan tuan Eolos"
"Baik tuan!" Lalu Midr pun datang membawa 2 buah cangkir dan sebuah teko berisi kopi dan kemudian menyajikan kopi kepada Fafnir dan Eolos "Silahkan diminum tuan"
"Terima kasih.." ujar Eolos sambil meminum kopi yang telah disediakan "Baik kita lanjutkan pembicaraan"
Kemudian pembicaraan antara dua veteran pun berlanjut. Detik berganti detik, menit berganti menit dan jam berganti jam pembicaraan panjang Eolos dan Fafnir berakhir sudah. Eolos yang sepertinya sudah mendapat kesimpulan akan penjelasan yang diberikan Fafnir berdiri dan bersiap-siap pergi dari tempat tersebut
"Sepertinya aku telah menarik kesimpulan.. yang pasti aku akan memantau mereka berempat terutama si muka pucat dan gadis berambut orange itu.. dan juga.. kalau apa yang kau katakan itu benar.. berarti aku.. bukan tapi kita Union's Knight of the Round harus bersiap-siap menghadapinya..."
"fufufu.. akhirnya ada juga yang ingin mengawasi perkembangan tubuh Rena dan Airi hihihi.."
"apa yang kau pikirkan?"
"hahah bukan apa-apa.. cepatlah kau keluar.. bukankah kau masih memiliki tugas? tuan knight.."
"Gyararara... baiklah... lain kali aku ingin mencoba bertarung melawanmu lagi..."
"Nanti yah kalau aku lagi mood hahahha.. "
Lalu pria yang dijuluki Gigant Epee tersebut pergi meninggalkan asosiasi black mage Eiria kemudian Fafnir pun berdiri dan bersiap-siap kembali keruangannya untuk melanjutkan tidurnya.
"Huamm... setelah bercerita panjang diriku jadi ngantuk hihi.. Midr.. jaga asosiasi ini yah" ucapnya dengan santai
"Baik tuan.. tapi tuan... apakah tidak apa-apa.. aku sih sedikit khawatir pada Rena dan kawan-kawan"
"Tenang saja.. seperti yang kau dengar tadi.. dia akan memantau mereka jika mereka kesulitan mungkin dia akan menolong mereka.. lagi pula kita kan masih punya si muka pucat..."
"Hahaha.. tuan Fafnir memang hebat.. hahaha..."
"Tapi jika suatu hari nanti waktunya tiba... apa boleh buat aku dan kau juga harus ikut bergerak yah~"
"Siap!!"
"Dan suatu hari juga aku akan dapat porsi tampil yang lebih.."
"Hahaha... suatu hari nanti yah tuan..."
Sementara itu diwaktu yang sama 4 sekawan kita tiba di tebing besar dan tinggi yang membuat perjalanan 4 sekawan kita terhenti sejenak memandangi dengan takjub betapa tingginya tebing tersebut.
Dengan ekspresi takjub Yami berteriak "Wogh! tebingnya besar banget!! sepertinya sih kita harus memutari tebing ini..."
"dasar.. ekspresi anak kecil.. "
"Kau mau melawanku Raito?? tapi.. kalau kau melawanku aku yakin kau tidak akan menang hahahah...." kata Yami yang sedikit jengkel dengan memasang muka menjengkelkan
"Hah?! kau ingin duel ? baik aku layani!" jawab Raito
"Kalian berdua!!... Book Chop!! " Rena kesal dan memukul kedua kepala mereka dengan buku yang dipegangnya. "Kalian berdua bisa tidak sih tidak berantem !!"
Keduanya pun bersamaan berkata "Maaf... "
"Nah gitu dong!!.." kata Rena sambil tersenyum.. lalu ia pun bertanya "tapi gimana caranya yah melewati tebing ini? apa harus memutar?"
"Umh.. Tergantung juga Rena...." jawab Airi
"Tergantung??tergantung kenapa? "
Lalu dengan suaranya yang halus itu Airi melanjutkan "Te..tergantung.. desa yang terdekat atau yang agak jauh.."
Kemudian Raito bertanya sambil mengusap kepalanya yang kesakitan "Hmm.. itu berarti jika memilih desa yang agak jauh berarti kita harus memutar kan Airi? jangan katakan kalau desa yang terdekat itu ada diatas sana dan kita harus memanjat"
Airi pun memalingkan mukanya dari Raito "I.. itu.."
"Hah? bicara apa kau Raito! tidak mungkin kan kita harus memanjat tebing itu iya kan Airi? lagi pula tebing ini kelihatannya... sangat sulit untuk dipanjat.." kata Rena memotong pembicaraan "Lalu... apakah ada jalan lain Airi untuk mencapai desa yang terdekat?"
"Caranya.. lewat Ice Cavern..." jawab Airi
Raito dan Rena kaget secara bersamaan "Ice Cavern!!??"
"Apa?? Ice Cream??" ujar Yami yang baru saja tersadar dari pukulan buku Rena
"dasar anak kecil.. Ice Cavern tau! bukan Ice Cream!!" ujar Raito
"Baik Raito.. kali ini aku akan mengalahkanmu!!"
Rena memasang kuda-kuda sambil memegang buku tebal yang sering ia gunakan untuk memukul kedua temannya yang sering bertengkar tersebut. "Jangan sampai buku ku melayang lagi kemuka kalian berdua!!! mengerti!!!".
"Baik Rena" kedua orang itu pun dengan sekejap duduk manis dan berhenti bertengkar
"Lalu dimana letak ice cavern tersebut Airi?"
"Ka.. kalau tidak salah di dekat sini ada pintu masuknya.. desa yang ada di atas sana bernama Blessington... sebelumnya aku tidak pernah pergi kesana melewati ice cavern... konon banyak monster di gua tersebut.."
Dengan tersenyum melebarkan bibirnya Rena pun berkata penuh dengan semangat "Tenang saja Airi.. ada kedua orang bodoh yang sering bertengkar ini.. hahahah... baiklah ayo kawan-kawan kita siap-siap"
Airi pun menundukkan kepalanya dengan wajah sedih terpancar dari raut wajahnya "ya.."
"Siapa yang kau sebut bodoh Airi??? si rambut acak ini kan? bukan aku" ujar Raito yang jengkel karena diejek Rena sambil menunjuk ke arah Raito
Rena memukul kepala Raito dengan buku yang dipegangnya
"Aduh... yasudahlah.. ayo kita berangkat!!!"
Setelah beristirahat sejenak mereka pun melanjutkan perjalanannya menuju kota Blessington. Mereka berempat tiba di depan mulut gua. Yami melihat-lihat isi dalam gua dari luat Raito pun menepaknya agar segera jalan "duh!~ sabar dong...". Raito, Rena, Airi dan Yami masuk kedalam gua.
Pemandangan serba putih dan warna birunya es tampak dari dalam Ice Cavern Terdapat bunga-bunga yang terbentuk dari es yang ada didalamnya membuat gua ini seperti taman bunga berwarna biru es. Stalagmit dan stalagtit es tak tinggal menghiasi gua es tersebut menambah aura sepi didalam ice cavern.
Melihat pemandangan yang menakjubkan tersebut Yami meloncat-loncat kegirangan dan kagum dengan apa yang dilihatnya. "wow keren.. ". Sementara Rena mengamati indahnya es yang berbentuk seperti bunga "indah sekali es bunga ini.." Raito pun ikut takjub melihatnya "menakjubkan... " Ketika teman-teman yang lainnya sedang mengkagumi keindahan yang terdapat dalam Ice Cavern Airi terlihat murung seperti memiliki masalah. Raito yang melihat raut muka Airi yang murung mendekatinya dan bertanya kepadanya "kenapa kau Airi? ada masalah apa sepertinya kau tampak murung.... ah aku tahu.. kau pasti kedinginan kan.. kalau begitu ini..." Raito pun melepas jubah knightnya dan menggunakan jubah tersebut untuk menyelimuti tubuh Airi
"..."
"Masih.. kurang hangat yah?"
"Umm.. Raito.. ini soal yang waktu itu..."
"Soal apa? waktu itu?"
"saat kau menyelamatkan ku... apakah.. kau akan jadi seperti itu lagi? sungguh.. a.aku takut.. aku takut melihatmu yang seperti itu... kau seperti.. bukan Raito yang kukenal..."
"Hmm.. maafkan aku yah.. kau menjadi cemas seperti ini karena memikirkanku... " Raito pun memegang kedua pundak Airi dan menatap wajahnya yang terlihat cemas dan berkata "Tenang saja.. aku tidak akan seperti itu lagi.. aku janji... jadi sekarang.. mari kita lanjutkan perjalanan kita"
Melihat keteguhan kata-kata Raito, Airi pun menatap mata Raito yang penuh dengan keyakinan dan akhirnya ia pun kembali tersenyum. "baiklah... "
Rena yang dari kejauhan melihat ke arah Raito dan Airi dengan tatapan yagn sinis "kau apakan Airi hey Raito!" ia pun lari ke arah Raito dan melancarkan serangan hantaman buku ke arah kepala Raito seperti biasa "Hiyaaattt!"
"urgh.. apa-apaan kau rena! sakit tau! kau mau ku berikan kehangatan juga? kau kan bisa sihir api"
Muka Rena tiba-tiba memerah "ah.. tidak kok.. aku cuman.. ah Airi! benar.. kau apakan Airi hah!..."
"Aku hanya memberikan jubahku.. ia kedinginan tau! kau lupa kalau Airi baru saja sembuh dari sakit!"
Airi pun berusaha mendamaikan mereka "Sudah-sudah tidak apa-apa kok Rena... ayo kita lanjutkan perjalanan" ucapnya dengan tersenyum
Mereka pun akhirnya melanjutkan perjalanan. Dalam perjalanan terlihat monster-monster penghuni gua tersebut yang jinak tidak menyerang mereka. "Wah sepertinya monster-monster disini jinak-jinak yah " ujar Rena dengan heran
"Yah sepertinya begitu Rena.. tidak apa-apakan.. selama kita tidak mengganggu mereka pasti mereka juga tenang dan jinak" Raito menyimpulkan
"Kalau begitu! aku akan pukul satu!" kata Yami
Rena, Airi dan Raito serentak berteriak "JANGAN!!!!"
"Ah~ gk seru~"
"Dasar kau.. anak kecil rambut acak"
"ERgh.. knight muka pucat yang sok tua!"
Rena pun melerai Yami dan Raito yang mulai "Errghh.. kalian berdua!!"
"Ahh.. maaf Rena.. ayo kita lanjutkan perjalanan"
"nah gitu dong " Rena pun tersenyum
Menaiki jalan yang menanjak dan licin. Membawa gerobak dalam keadaan jalan yang licin dan menanjak merupakan suatu hal yang sulit untuk menarik gerobak. Lalu Raito pun mengubah gaya membawa gerobaknya dari menarik menjadi mendorong tapi karena licinnya jalan yang menanjak itu membuat iya terjatuh berkali-kali. "argh.. aduh... Hei Yami! bantu dorong aku dong!!!"
Yami menolaknya dengan menjulurkan lidahnya "Gk mau wee.. :p "
"Erggh,, kau... "
Lalu Rena yang sudah ada diatas pun turun mendekati Raito dan mengajukan bantuan "Sini aku bantu.. dasar payah..."
"hei tidak usah.. kau taukan berat nanti kau kelelahan.. sudah lah.. kau duluan saja Rena....."
Wajah Rena pun memerah.. "a.. apa maksudmu.. bi. biar aja dong.. "
Melihat mereka berdua terlihat lama dan membuang waktu Yami pun segera menuju ke arah mereka berdua "Huh.. dasar muka pucat merepotkan.. baiklah sini aku bantu.. "
"gitu dong dari tadi... kau duluan saja Rena bersama Airi oke.."
"Baiklah "
Akhirnya kesulitan menaiki jalan yang menanjak sudah teratasi sementara waktu. Sementara itu setelah gerobak selesai didorong sampai atas Airi melihat seekor bayi serigala putih dan ia pun mengambilnya dan menggendongnya.
"Waw lucu sekali.. kenapa bayi ini sendiri yah? kemana induknya"
"lucu sekali itu Airi.... " ujar Rena "kalau tidak salah itu bayinya Garm kan...?"
"Garm? " ujar Raito dan Yami yang kebingungan baru pertama kali melihat makhluk tersebut
"Iya. Garm.. Hatiigarm.. makhluk monster serigala es yang biasanya ada di kutub utara.. spesiesnya lumayan langka karena pada saat bayi Hatiigarm merupakan monster yang rapuh.. ya kan Airi.. "
"Benar sekali Rena.. berarti.. bayi ini kehilangan Hatiigarm.. ummh.. kalau tidak keberatan boleh tidak kita mencari dulu orang tua dari bayi ini.. seperti yang Rena bilang bayi garm sangatlah rapuh.. iya tidak boleh jauh-jauh dari orang tuanya..."
"Yah apa boleh buat..."
Lalu ketika mereka ingin melanjutkan perjalanan. Mereka sampai ditempat di gua tersebut yang tidak ada makhluk hidup satu pun.
"Kok tumben tidak ada monster disini" kata Rena sedikit janggal akan situasi yang ia lihat
lalu Yami melihat sesuatu kejauhan "hmm.. itu seperti 'Yeti'... aku kesana ah~" dan Yami pun berlari menuju makhluk yang dia lihat.
"Hei.. Yami!! yasudahlah.."
Dengan sedikit kesal Rena berkata "huh .. dasar Yami.. selalu saja kabur sendirian.... "
Yami pun sampai di hadapan makhluk berbulu tersebut dan menepuknya "Hoi!.. kau Yeti kan??"
"Grraauuu!!!" geram makhluk berbulu putih yang tinggi besar tersebut
"Katanya kudengar kau hebat.. kalau begitu... rasakan ini!!! Ichi no Ken~!" Yami memukul perut makhluk berbulu tersebub dan makhluk itu terpental jauh ke dinding es.
Raito menempelkan telapak tangannya ke mukanya dan menggeleng-gelengkan kepalanya "aduhduh.. Dasar Yami.. "
Rena berlari ke arah Yami dan menjitaknya "*pletuk* Dasar bodoh kan sudah Raito bilang selama kita tidak mengganggu mereka pasti mereka juga tidak akan buas!"
"Adduhhh,. sakit tau!"
"Umm.. anuu.. bukannya Yeti hidupnya di Pegunungan High Malaya yah?" ucap Airi dengan suaranya sambil memeluk bayi Garm
"Oh iya juga yah.. kalau itu Yeti.. berarti habitatnya bukan disini " Rena menambahkan
Lalu datang dari arah atas tempat tersebut seorang Assasin yang membawa kurungan berisi bayi-bayi Garm "Tidak!! Yeti ku!!! Kalian harus membayarnya!!"
"Oh .. jadi Yeti itu peliharaan mu.. pantas saja... lemah~ " kata Yami
Raito kemudian berbicara "Kau.. assasin? jangan-jangan monster di tempat ini? "
"Ya benar.." Assasin tersebut loncat dari atas sambil membawa kurungan bayi garm "Mereka semua, monster di daerah ini sudah kubantai.. hahaha.. sekarang! sebagai ganti rugi kalian yang menghajar Yeti ku serahkan Bayi Garm tersebut"
Airi memeluk bayi Garm yang ketakutan dengan erat sementara bayi-bayi garm didalam kurungan tidak berhenti bersuara "kaing kaing"
Raito pun berjalan ke depan Airi lalu memasang kuda-kuda "Takkan ku biarkan kau menggambil bayi garm ini... "
"Umm.. Raito.. tolong bayi-bayi itu.. "
"Oke Airi.. tenang saja aku akan melawannya"
TIba-tiba Yami berlari kearah assasin itu dan menyerangnya dengan kepalan tangan kanannya namun assasin itu menghindar dan menjatuhkan kurungan yang berisi bayi garm tersebut lalu assasin itu pun berkata "Oh begitu.. baiklah akan kubunuh kalian semua.. pertama adalah kau lebih dulu bocah rambut acak!!! ". Kemudian assasin tersebut melakukan serangan balasan. Dengan katar yang ia gunakan iya menyerang Yami secara beruntun. "Ckckck.. lamban sekali tuan assasin" Yami melihat celah dari serangan assasin tersebut kemudian ia menyerang menggunakan sikutnya melipat tangan kanannya dan membiarkan tangan kirinya mendorong kepalan tangan kananya "Sango Elbow Crush!". "Siapa yang lamban sebenarnya.." assasin itu menghindar kebelakang Yami dan menendangnya sehingga Yami pun terpental jauh.
"Tsk! dasar kau fighter lemah! itu baru salam pembuka untuk derita Yetiku yang malang"
Punggung Yami membentur dinding es dan iya terjatuh. "tsk.."
"hei Yami butuh bantuan?"
"DIAM!!" Yami pun kembali berdiri "Aku bisa melawannya sendiri.. aku tidak lemah sepertimu Raito.. hehehe.. " lalu ia mengeluarkan Steel Glove pemberian dari Gaia Elvaan "Hahha.. aku dikasih ini tapi belum kugunakan.. " Ia pun memakai glove tersebut "Wow terlihat keren.. " mata Yami pun bersinar-sinar
Assasin tersebut menuju ke arah Yami dan berkata "sudah main-mainnya kali ini akan kubunuh kau!... Assasin Style! Sonic Thrust!" Assasin tersebut melakukan pukulan beruntun menggunakan Katar yang ia gunakan. Yami mencoba menghindarinya namun pukulan beruntun assasin tersebut begitu cepat sehingga sulit bagi Yami menghindar dan serangan tersebut memberikan luka di tubuh Yami "Ugh... percuma menghindar lebih baik kuserang saja!" Yami pun menghadapi pukulan assasin yang menggunakan katar tersebut dengan pukulannya menggunakan steel glove. "Hebat juga kau bocah tapi asal kau tau saja soal kecepatan assasin lebih cepat dibandingkan fighter". "Tapi soal kekuatan lebih kuat fighter kan..". Kedua kepalan kedua orang tersebut menghantam satu sama lain namun pukulan assasin tersebut kalah kuat dengan pukulan Yami sehingga kedua kepalan assasin itu terpental dan membuat celah bagi yami untuk memukul badan sang assasin. "yups! celah! Futari no ken! ". "heheheh.. Poisen Spread!" Assasin tersebut membuka kepalan tangannya dan mengeluarkan debu-debu racun.
"ugh.. kau licik!" serangan Yami pun gagal karena ia terlebih dahulu menghirup racun tersebut
"Kau harus punya taktik bocah!" Assasin itu mendekati Yami dan menusuk perutnya menggunakan katar yang ia gunakan *jleb*
"Arrgghhhhh~~"
Airi Raito dan Rena serentak berteriak "YAMI!!"
"Sial! akan kuhadapi kau!" teriak Raito
Assasin itu pun berlari menuju Raito sambil bersiap-siap melakukan sonic thrust kepadanya "Baiklah.. sekarang giliranmu knight muka pucat! Sonic Thrust!" Assasin itu pun menyerang Raito dengan pukulan beruntun menggunakan katar. "Beruntun yah aku jadi ingat skill orang itu.. kalau begitu Checkmate! " Raito membalasnya menggunakan fencing art yang digunakan haul pada saat melawannya yaitu menggunakan pedang layaknya anggar dengan melancarkan tusukan dari pedang ke katar assasin tersebut secara terus menerus. Pedang besi Raito pun menghantam katar milik assasin itu dan membuat katarnya sedikit rusak "Hmm.. art penghancur equipment yah~" kemudian assasin yang tahu hal itu pun menjaga jarak mundur dari hadapan Raito. "Cih.. jadi sedikit rusak deh.. Baiklah.. Venom Enchantment!" Assasin tersebut melumuri katarnya dengan racun berbentuk cair yang membuat katar tersebut menjadi beracun. "Apa! racun! ".
Tiba-tiba dari arah samping Raito, Yami memukul muka Raito *Dzig*
"Kau.. hei Yami aku membantumu tahu! harusnya kau berterima kasih!".
"SUDAH KU BILANG JANGAN MELAWANNYA! DIA MANGSAKU TAHU!" teriak Yami pada Raito dengan nada lantang dan keras.
Airi bersiap-siap mengeluarkan sihir Heal untuk menyembuhkan racun dan luka Yami namun Yami menolaknya "Sudah kubilangkan Airi.. jangan ganggu pertempuranku!".
"Ta.. tapi Yami.. kau.." ujar Airi yang tampak gelisah melihat keadaan Yami
"hei bodoh kalau kau tidak diobati kau bisa mati Yami!" teriak Rena kepada Yami.
"Aku akan menyelesaikannya dengan cepat.. kalian semua santai saja..."
"Dasar anak kecil.. kalau kau sampai mati.. akan kubunuh kau!!" teriak Raito
"Aku takkan mati.. aku beda dengan kau Raito.. Aku ini.. KUAT!!"
Assasin itu meregangkan kepalanya dan berkata "sudah cukup ayo kita lanjutkan.. "
Dengan rasa sakit yang dideritanya Yami melakukan sebuah pose "Supaya terlihat keren aku akan katakan ini... Pukulanku lebih keras dari besi!"
"Masa bodo! rasakan ini! Sonic Thrust!!!". "Bagus.. serangan itu lagi.. Monk Skill! Meditation!!!" dengan berdiri Yami pun melakukan Meditasi dengan menutup matanya dan menenangkan dirinya lalu ia pun berhasil menghindari seluruh serangan sonic thrust assasin tersebut. "Ini bohong!! tidak mungkin ia dapat menghindari seluruh pukulan ku bahkan cipratan dari racunku!!". Yami membuka matanya dan melakukan serangan balasan dengan melakukan tendangan samping mengayunkan kaki kanannya mengenai perut kiri assasin tersebut dan membuatnya terpental "Nigo no screw kick!!". "Rasakan itu assasin busuk! haahahaha.. ugh~ ternyata sekali-kali menghindar ada bagusnya "
"Bagus! begitu dong Yami!" teriak Raito dari tempatnya
Sementara itu Rena memakai sihir apinya dan membuka kurungan tempat bayi-bayi garm itu ditangkap "Tenang yah anak manis ^.^"
"Bagus.. Rena" kata Airi
Assasin itu pun kesal dia bangkit dengan perutnya yang kesakitan lalu berkata "Bayi garmku!! kalian semua!!! graaaa!!!!! Rasakan ini... Assasination! Venom Flood!!! " ia mengeluarkan seluruh racun yang ia bawa dan mengeluarkannya dari botol sehingga cairan racunnya menyebar ke arah Airi, Raito dan Rena.
"Ugh! gawat" kesal Raito
"Frozen Howl!!!" Tiba-tiba dari kejauhan terlihat sebuah makhluk yang terlihat samar mengeluarkan jurus es yang berupa angin yang membekukan Venom Flood tersebut.
"Kesempatan! Ichigo no Kick!" ujar Yami lalu ia pun loncat dan menendang balok racun yang beku tersebut dan memecahkannya sementara Raito melindungi Rena, Airi dan para bayi garm dengan menangkis semua pecahan racun yang beku tersebut.
"Apa tidak mungkin! Venom Floodku.."
"Kau akan tamat tuan assasin... Hissatsu! X Chop! " Yami melakukan pukulan menyilang menggunakan tangannya ke arah assasin tersebut. Dengan cepat assasin tersebut menahannya menggunakan katar. *Prank* X-Chop Yami mengenai katar tersebut sekaligus kedua punggung assasin itu "Arrgh! katarku!". "Ucapkan selamat tinggal assasin busuk!" setelah katar assasin itu hancur Yami melakukan tendangan pada perut assasin itu "Sandaime no Mach Kick!!!". "UooghhhhH~~~ " Kemudian assasin itu pun terpental jauh hingga membentur dinding es dan membuatnya tidak sadar.
"Wow kau hebat juga Yami!"
"hehe hebat kan.. " akibat efek racun Yami jatuh ambruk *brukk* "ugh... sakit.. "
Airi menghapirinya dan memberikan perawatan dengan Heal dan Cure "White Spell! Heal!!! dan Cure!!!" sementara itu Rena mengobati luka-luka Yami.
Tiba-tiba makhluk yang mengeluarkan 'Frozen Howl' itu muncul dibalik kabut mendekati mereka semua dan monster-monster yang bersembunyi karena takut terhadap assasin tersebut keluar dari persembunyiannya.
"Apa itu! " teriak Raito
"Tenang saja anak muda.. sebelumnya terima kasih atas apa yang kalian lakukan... "
Airi pun berkata dengan sedikit kaget "Kau.. Hatiigarm!"
Sesosok serigala berukuran setinggi manusia dengan bulu lebat dilapisi sisik yang terbuat dari es muncul dan berkata "Ya benar.. akulah Hatiigarm terima kasih kalian telah menolong anak-anakku dan monster-monster disini... "
"Ah bisa saja.. tidak apa-apa kok.." ujar Rena
Lalu Airi berkata pada bayi garm yang dipeluknay "Nah sekarang.. temui orang tuamu yah..." Airi melepaskan bayi garm tersebut dan para bayi-bayi garm yang berada disekitar Rena dan Airi berlari menuju induknya. Kemudian Hatiigarm pun berkata "Maafkan telah merepotkan kalian para anak muda.. jika saja aku tidak ketiduran pasti orang jahat itu telah kumakan dan tidak akan jadi seperti ini kejadiannya... Demi menutup kesalahan ku akan kubantu kalian menuju jalan keluar..."
"Kami Menuju Blessington.. kemana arahnya yah tuan Hatiigarm...?" tanya Raito pada Hatiigarm
"Oh.. jadi kalian menuju Blessington? baiklah akan kutuntun kalian sampai ke pintu gua menuju Blessington"
"Terima kasih!" serentak kata mereka bertiga
Akhirnya mereka Airi, Rena, Raito dan Yami melanjutkan perjalanannya menuju pintu keluar gua dituntun oleh Hatiigarm dan anak-anaknya.
"maaf sebelumnya tuan Hatiigarm, mengapa anda dan monster-monster ini baik jinak kepada kami ? " tanya Raito kepada Hatiigarm
"Gua ini.. adalah tempat untuk melindungi Blessington dari orang-orang jahat.. kami semua monster disini dapat merasakan apakah seseorang yang masuk kedalam gua ini orang baik atau bukan. jika orang tersebut punya niatan jahat maka kami monster-monster disini akan melawan mempertahankan daerah ini... Bukankah dulunya penduduk mythearth dan monster merupakan suatu kesatuan "
"Benar juga sih.. "
Cahaya pun memancar dari mulut gua tersebut "Nah ini dia pintu keluarnya "
"Wogh!! langit biru di sore hari!! indah sekali!!!" ujar Raito
"hangatnya! udara yang hangat" ujar Rena "Akhirnya keluar juga dari tempat dingin itu"
"Terima kasih yah tuan Hatiigarm... " ujar Airi
"Malah aku yang minta maaf.. harusnya aku yang mengalahkan kedua orang tersebut dengan mudah tapi malah seperti ini jadinya anak itu terluka..."
"Tidak apa-apa kok .. sepertinya dia juga senang.. lihat saja dia yang tidur itu dengan tersenyum " kata Rena
"Oh iya.. nona berambut pink.. ini untuk mu " Hatiigarm menggigit salah satu scalenya lalu mencabutnya dari bagian tubuhnya dan memberikan scale tersebut kepada Airi "Ini.. sisik es milik ku.. sisik es ini adalah es yang tidak pernah mencair atau disebut juga Nevermelt Ice.. gunakan scale ini jika kau kesulitan aku akan membantu kalian"
Airi menerima pemberian Hatiigarm dan tersenyum "terima kasih tuan Hatiigarm.."
"Aku pergi dulu yah.. anak-anakku tidak tahan jika terlalu lama di suhu ini.. sampai jumpa lagi nona sampai ketemu lagi... ingat jika kau butuh bantuan.. "
Hatiigarm pun pergi Raito dan kawan-kawan pun segera melanjutkan perjalanan mereka menuju Blessing ton.
"Ngomong-ngomong kapan dia akan bangun? jujur saja aku berat nih.." ujar Raito yang mengeluh karena Yami tidur diatas gerobak akibat kelelahan bertarung
"Mungkin nanti malam.. hehehe.. tidak apa-apa lah Raito.. hmph" ujar Rena dengan tersenyum.
"Hihihi... ayo lanjutkan perjalanan..." kata Airi sambil tersenyum.
"Hmm.. Baiklah.. Keluar dari Birunya Es terlihat Birunya Langit... Komposisi kedua warna biru yang sempurna..."
"Ngomong apa sih kamu Raito.. bersyair? sudah ayo jalan" perintah Rena
"Iya Bawel!"
Mereka berjalan menuju kota Blessington yang sudah ada di depan mata. namun dihadapan mereka terlihat seorang lelaki berambut hitam memakai kemeja lengan panjang dengan rompi tanpa lengan panjang menyerupai jubah menghampiri mereka.
"Yo! Airi .. sudah lama kita tidak ketemu.."
"Kamu... Phillip!!"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar