Senin, 16 Mei 2011

Mimpiku yang hanya Mimpi (My Dream Just a Dream)

Suatu hari, ketika diriku yang terlelap tidur dibangunkan oleh suara ayam yang berkokok dini hari ketika itu pula lah diriku terperangah melihat daerah sekelilingku. Padahal aku tertidur disebuah kamar kecil 3 x 4 meter namun saat sadar aku pun tak percaya mana mungkin aku ada di padang rumput yang luas ini.


Aku pun duduk sambil menggenggam rumput ditanah, melihat kiri dan kanan sekumpulan ayam jantan mencari makanan dipagi hari sambil berkokok. "Ini pasti MIMPI!" sahut ku yang memang hal ini pasti tidak pernah dan tidak akan terjadi, mana ada orang yang tidur di kamarnya sendiri pindah ke tempat lain ketika bangun. Lalu aku pun berdiri melihat ke arah fajar aku pun berlari dan berlari. Mengejar fajar dan berlari dan jatuh.

Aku merasa jatuh kedalam jurang yang dalam. Sungguh janggal sekali kalau ini mimpi aku tidak merasakan apapun, rasa sakit, perih, atau apapun. Namun sungguh sakit sekali. Kupejamkan mataku dan kubukakan mataku sekali lagi, pemandangannya pun berubah dari pegunungan padang rumput menjadi pantai dengan laut yang membentang luas dihadapanku. Ada apa ini? apa yang terjadi? aku harus keluar segera dari mimpi ini. Lalu ku berlari mengitari pantai dan menemukan sebuah pintu. Sebuah pintu? yah mungkin ini adalah pintu keluar dari mimpi ini.

Tanpa ragu tanganku memegang gagang pintu dan membuka pintu tersebut. Namun apa yang kulihat setelah kubuka pintu tersebut adalah langit yang sangat luas dimana pintu yang kubuka ada atas langit tersebut. Aku menapakkan kaki ku kebelakang namun pasir yang dibelakangku menghilang dan hanya aku diangkasa dan pintu-pintu aneh di langit tersebut. Dengan begitu aku pun jatuh dari ketinggian 10.000 meter diatas daratan aku berharap dapat keluar dari fantasi ini.  Namun ketika aku membalikkan badan, aku melihat daratan hijau dan laut biru yang indah dan luas. Aku pun terjatuh ditanah, dan ketika itu pula aku pun keluar dari fantasi itu. Aku membuka jendela kamarku dan menghirup udara yang tidak begitu segar layaknya di pedesaan.

Setelah bangun dari mimpi tersebut aku malah berharap selamanya ada didalam mimpi itu. Melihat pemandangan dan pegunungan yang asri dan indah bukan melihat beton-beton yang menjulang tinggi, Mendengar kicauan burung dan suara dari pegunungan bukan mendengar mesin-mesin berat bergerak, Menghirup udara segar bukan menghirup asap kenalpot motor. Dan yang terakhir ingin kulihat adalah Langit Biru dengan awannya yang putih bukan langit yang penuh akan polusi dan kotor. Kuharap, mimpiku bukan lah mimipi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar