Raito dan kawan-kawan berhasil melewati masalah saat di Ice Cavern. Mereka pun melanjutkan perjalanan menuju kota Blessington. Namun ditengah perjalanan mereka bertemu dengan seorang lelaki berambut hitam pendek memakai kemeja lengan panjang dengan rompi tanpa lengan panjang menyerupai jubah menghampiri mereka.
"Hai Airi! .. sudah lama kita tidak ketemu.."
"Kamu... Phillip!!" kaget Airi
"Sudah lama sekali kita tidak bertemu Airi dan sepertinya kau makin cantik saja... dan kalian, kalau tidak salah Raito, Rena dan yang itu Yami kan?" ujar pria berambut hitam tersebut sambil menunjuk kearah Raito Rena dan Yami
"Hah?.. kau mengenal kami???" kata Raito
"hahahha.. sepertinya kalian lupa yah.... dulu kalian dan nona Airi sering bermain bersama dan aku juga sering melihat kalian" kata Phillip menjawab pertanyaan Raito
"Oh.. sudah lupa tuh...."
"Orang bodoh seperti Raito mana mungkin ingat.." ceplos Yami begitu saja yang sedang tidur diatas gerobak dan kembali tertidur
"Kau Yami! awas nanti kalau kau sudah sembuh!"
"Kalian berdua!!... maaf tuan Phillip mereka berdua memang" ujar Rena
"hahhah tidak apa-apa kok.."
lalu Airi pun bertanya pada Phillip "Oh iya tuan Phillip, kau mau kemana?"
"geezzz.. sebenarnya Airi.. aku mau pulang.. tapi sepertinya aku tersesat hahaha.." jawab Phillip sambil tertawa lepas
"Nah Aku ingat!! kau temannya Airi yang sering tersesat itu kan! yaya aku ingat aku ingat.." ujar Raito sambil menepuk tangannya
"geezzz.. enak sekali kau berbicara seperti itu.."
"Sudahlah Raito, Phillip.. lebih baik kita ke blessington dulu sebentar lagi malam ..." usul Airi kepada teman-temannya
"Sok.. akrab sekali dia.."
"Jangan ngomong gitu Raito" Rena memukul perut Raito dengan sikutnya
"Ugh.. dasarkau.. Rena.. huh.. yasudahlah.. "
Mereka pun berjalan menuju kota blessington dengan Phillip ikut serta dalam perjalanan tersebut. Senja pun tiba mereka pun sampai di Blessington dan memutuskan menginap di sana.
"Akhirnya sampai juga di blessington " kata Rena sambil menghela nafas
"Oke.. saatnya kita cari tempat menginap!" lanjut Raito
"Oh tidak perlu!"
"Apa maksudmu Phillip?"
lalu Phillip berbicara pada Airi "bagaimana kalau kita menginap di rumah paman Ronald saja Airi? sudah lama loh"
"Benar juga.. di kota kecil ini ada paman Ronald ... kawan-kawan kita menginap disana saja ya"
"Errghh.. entah kenapa aku rasanya ingin berduel dengan mu Phillip... " ujar Raito jengkel
Jawab Phillip dengan dingin "Percuma saja Raito.. kau akan mati..."
"Kau merendahkanku??" ujar Raito yang kesal
Mereka berdua berhadapan dan bertatap-tatapan. Raito mengepalkan tangannya dilain pihak Phillip menatapnya dengan tatapan yang dingin seperti es.
"Raito sudah cukup! lawan bermainmu cukup Yami saja! " ujar Rena sambil melerai mereka berdua
"Kau seperti bukan dirimu saja Raito.. " kata Airi sambil menasihati Raito "Kau bukan orang seperti Raito yang aku dengar..."
"'(ugh.. benar juga kenapa aku ini.. padahal dia tidak salah apa-apa) yasudah, cepat kita pergi..."
"yasudah.. ayo Airi tunjukan jalannya.." kata Rena yang tadinya mau menimpuk Raito dengan bukunya
"Baiklah, ayo ikuti aku teman-teman.."
Perjalanan mereka pun berlanjut. ternyata rumah paman Ronald berada dipinggiran dekat lapangan yang sangat luas yang terdapat airship yang besar disampingnya. mereka pun tiba di rumah kenalan Airi dan Phillip tersebut.
"*tok tok tok* Permisi Paman Ronaldnya ada? " ujar Airi sambil mengetuk pintu rumah kenalannya tersebut
"sebentar yah..." terdengar suara dari dalam rumah dan suara orang berjalan. kemudian pintu itu pun terbuka. "oh kau.. Airi.. dan Phillip.. sudah lama yah tidak main disini.." ujar seorang pak tua yang keluar membukakan pintu rumahnya
"Sudah lama kita tidak bertemu paman Ronald " ujar Phillip dengan santun
"Iya nih paman.. boleh kah kami menginap disini semalam... " kata Airi meminta izin pada Paman Ronald
"Tentu saja.. kalian semua silahkan masuk.. " paman Ronald membuka pintu dan mempersilahkan Raito dan kawan-kawan masuk.
"hm.. Airi aku titip Yami yah.. aku mau keluar dulu.. " Raito pun membawa Yami masuk ke dalam rumah Ronald dan menaruhnya disofa lalu ia pun pergi meninggalkan tempat tersebut
Airi pun berkata "Ra, Raito! memang kau mau kemana..."
"..."
Phillip pun memegang pundak Airi " Sudah biarkanlah ia sendiri .. mungkin ia ingin menjernihkan kepalanya.. betul kan nona Rena.." ia pun minta pendapat pada Rena
"Ah yah.. betul juga apa yang dikatakan tuan Phillip loh.. ia jg bukan anak kecil lagi kan... jadi gk usah dipikirin terlalu dalam Airi .. yang harus kita lakkukan sekarang mengobati Yami terlebih dahulu.." kata Rena menasehati Airi
"Umh.. Baiklah.. kita obati dulu Yami..." Airi pun menuruti apa yang dikatakan Rena. Airi dan Rena mengobati luka-luka yang diderita Yami. sementara itu Phillip berdiam diri di depan pintu dan berbicara dengan suara pelan "'hmm.. sepertinya baunya berbeda dari beberapa tahun yang lalu kenapa yah...'"
"apa yang kau sedang lakukan tuan Phillip?" tanya Rena dengan sedikit curiga pada Phillip yang sedang berdiri termenung
"Ah.. tidak apa-apa kok.. oh iya sini aku ikut bantu.. sepertinya lukanya lumayan parah juga yah... memang dia kenapa?" ia pun mengelak pertanyaan Rena dan mendekati mereka berdua yang sedang mengobati luka-luka Yami.
Lalu ketika mereka sedang mengobati Yami, pak Ronald berbicara dengan Airi sambil memegang koran 'Iria News' edisi hari ini "Ah, yah.. orang yang tadi itu, yang berambut panjang berwarna putih itu temanmu yah Airi?"
"oh iya, paman.. dia Raito, temanku.. memangnya kenapa yah? "
"wow.. yang benar? tidak.. ini dia ada di koran..."
Tiba-tiba Rena menyeletuk "yang benar paman? bolehkah aku pinjam korannya?" ia pun beranjak dari tempatnya menuju arah pak Ronald dan meminjam koran tersebut.
"Anak itu hebat yah.. bisa mengalahkan Haul dan bandit-banditnya.. dulu Haul jg terkenal sebagai jagonya fencing style dan menjadi knight.. cmn ternyata kenyataanya berbalik"
"Berarti Airi.. apakah anak ini terluka gara-gara melawan bandit?" tanya Phillip yang penasaran sambil memegang dagunya kepada Airi.
"Oh.. tidak.. tadi dalam perjalanan kami ketemu assasin yang jahat dan Yami ini lah yang mengalahkannya..."
"Hmm.." Phillip pun berpikir dalam hatinya 'berarti mereka berdua.. tidak bisa disepelekan juga yah.'.
"yap sudah selesai.. biarkan dia tidur dulu deh.. yang penting luka-lukanya sudah diobati.. hihi.." ujar Airi yang sudah selesai mengobati luka-luka Yami
Lalu paman Ronald pun berkata "sudah selesai yah.. kalau sudah selesai kalian bisa tidur dikamar ini "
"Terima kasih paman!" serentak mereka bertiga berterima kasih. Lalu Rena berpamitan meminta izin untuk mencari Raito "Oh iya, Airi dan Phillip tolong jaga Yami dulu yah, aku mau cari si Raito bodoh itu dulu.. oke.. Paman pinjem korannya yahh " lalu Rena pun bergegas mencari Raito
"Rena aku ikut.." kata Airi yang ingin ikut
"tenang saja Airi.. aku pasti bawa si bodoh itu pulang.. oke.. kau tunggu saja disini lagian kau juga pasti capek habis memakai banyak tenagamu untuk menyembuhkan luka-luka Yami, jadi kau disini saja oke.. tuan Phillip tolong jaga Airi yah.."
"Ya.. tenang saja.."
"oke.. aku cari Raito dulu yah ..." Rena dengan koran yang dibawanya pergi melangkah keluar rumah paman Ronald mencari Raito
"hati-hati Rena..."
Rena melewati lapangan besar tersebut mencari Raito namun ia tidak ada disana. Lalu ia mencarinya di dekat airship besar namun tidak ketemu juga. Tidak lama kemudian setelah ia berjalan dengan sedikit lelah ia melihat dua orang yang sedang bertarung. Dan ia pun mendekati mereka berdua. Akhirnya Rena bertemu dengan Raito yang ternyata sedang bertarung dengan pria tua asing yang memiliki jenggot tebal dan berkumis lebat yang berperawakan besar sambil memegang pedang besar.
Dia melihat Raito terjatuh akibat tebasan dari pria tua itu "Raito!!... ". Rena pun mendekati Raito yang sedang terluka namun Raito berkata "Jangan mendekat Rena!.. diam disitu!! "
"Oh boy.. jadi dia kekasihmu ya muka pucat?? bagaimana kalau aku icip dia.." pria tua itu berlari ke arah Rena sambil mencoba mengayunkan pedangnya yang besar itu
Pedang besar itu tepat hampir mengenai Rena "kyaa~" namun Raito dengan cepat menangkis serangan tersebut dan menangkisnya sambil berkata "kau... tidak akan kubiarkan kau menyentuh bahkan melukai Rena!!!.. Hiyaaaa!!!!" Raito memantulkan serangan yang ia tangkis lalu berbalik menyerang pria tua itu dengan ayunan-ayunan pedang. ia pun mengayunkan pedangnya dengan gesit ke arah samping kanan pak tua tersebut namun pak tua tersebut menangkisnya dengan menancapkan pedang besarnya ke tanah kemudian ia berbalik menyerang Raito dengan kedua pukulannya. "*Duagh* Uhuukkkk~" Raito pun terpental jauh kemudian dari mulutnya keluar banyak darah yang banyak.
"Ghahahah.. cuman segitu boy.." ujar pria tua tersebut sambil tertawa
Rena pun berteriak "Raito!" sambil berlari menuju Raito dan memapang kepalanya di pangkuannya
"Jadi cuman segitu kekuatanmu knight hebat yang mengalahkan Haul..." ucap pak tua tersebut
"Uhukk. da..ri mana... kau tahu.. hal itu..." ujar Raito dengan darah yang keluar dari mulutnya
"Mungkinkah.. dari koran ini.. " Ujar Rena sambil menunjukkan koran yang ia bawa
"Uhukk.. Apa.. maksudmu Rena?.."
"Ada berita tentang kita yang mengalahkan bandit di desa tersebut di koran ini... "
"ya benar.. kau benar nona.. hahahhaa... aku baru baca tadi pagi.. namun sepertinya kau tidak sehebat yang kukira bahkan tadi aku menyuruhmu mengeluarkan Air Render pun kau tak bisa.. hahha.. sungguh lemah sekali..." ujar pria tua tersebut sambil tertawa besar
"Uh,.. hari ini... arrghh.. "
"sudah Raito jangan banyak berbicara ayo kita pulang aku akan mengobatimu..." cemas Rena
"Aku.. maaf Rena.. aku... sungguh lemah.. aku hanya beruntung bisa mengalahkan orang itu.."
Lalu pak tua tersebut datang menghampiri Raito dan Rena "Gagagagaga... kau ingin kuat? kalau begitu.. ikut aku.. sepertinya kau memang benar-benar pemula knight.. sebagai kenalannya aku salut kau bisa mengalahkan Haul... dia jago dalam hal Fencing.. oh iya perkenalkan namaku Rough Eisen.. senang bertemu dengan kalian panggil saja aku Eisen..."
"Terima kasih pak tua Eisen" Raito pun berdiri dengan susah payah "To..tolong ajari aku.. teknik berpedang, bagi knight "
"ghahahahaha.. yasudah.. ikut aku ke kapalku.. " sambil menunjuk kearah airship yang besar
Raito yang kesusahan berdiri berkata pada Rena "Terima kasih.. Rena.. kau pulang saja.. "
"tapi Raito!... tidak! aku, aku ingin menemanimu aku ingin mengobati lukamu.. kau.. " balas Rena dengan tatapan cemas
Si pak tua tersebut pun memotong pembicaraan Raito dan Rena "Tenang saja nonna manis.. ada aku yang obati ghahahahah.. walaupun tua seperti ini aku bisa apa saja ghahahahaha... Ayo ikuti aku muka pucat"
"Tenang saja Rena.. ini tidak seberapa kok.. nanti juga sembuh... kau pulang sa.... *gubrag*" Raito terjatuh karena kehabisan tenaga akibat pertarungan tersebut.
"Raito.." Rena memopong Raito yang terjatuh akibat kelelahan
"Ghahahaha.. yasudah nona kecil.. bawa dia dan ikut aku.. "
"Baik.."
Sementara itu ditempat awal rencana Raito dan kawan-kawan menginap, Airi memikirkan Rena dan Raito yang belum juga datang.
"Mereka berdua kok belum pulang yah.. aku jadi khawatir... " kata Airi yang sedang berbaring dikasurnya.
"Kau mengkhawatirkan mereka Airi? apa perlu aku cari?" jawab Phillip menanggapi kekhawatiran Airi
"Tidak perlu Phillip.. aku khawatir sih.. tapi.. "
Lalu Phillip pun meyakinkan Airi "Kau percaya pada temanmu kan ? jadi janganlah khawatir.. aku yakin mereka berdua tidak apa-apa.. jadi sekarang.. tidurlah"
Kemudian Airi menuruti apa yang dikatakan Phillip dan ia menarik selimutnya "Um.. baiklah.. selamat malam Phillip"
"Ya... 'hmm.. apa yang mereka berdua lakukan? .... bodoh kenapa aku memikirkan mereka.. sudah deh tidur saja.."
Kembali ketempat Raito dan Rena berada, mereka berdua akhirnya tiba di airship besar milik pak tua Rough. Rena takjub akan apa yang ia lihat, ia melihat sebuah kapal raksasa dengan balon udara diatasnya. Lalu mereka bertiga naik keatas kapal tersebut.
"airship ini? zepelin?" tanya Rena pada pak tua tersebut.
"yap.. benar sekali nona kecil kapal ini zepelin... satu-satunya airship yang ada di Blessington yang menghubungkan blessington dengan kota-kota lain.."
"Berarti semacam transportasi yang membawa penumpang dari blessington ke kota lain yah.. "
"Mungkin seperti itu ghahahahhaha.. soalnya Blessington ini adalah kota yang tertutup dari dunia luar.. tidak sembarang orang bisa keluar masuk kota ini dan.. kalian pasti masuk dari ice cavern kan berarti kalian juga bukan sembarang orang makanya aku percaya pada si muka pucat..."
"begitu yah.. umm, maaf paman, bisa tolong ceritakan tentang kota ini?.. "
"Baiklah.. akan kuceritakan sambil kita mengobati luka si muka pucat ini" Rough pun mengambil kotak obat-obatan didalam kapal
"haha.. Raito sering dipanggil muka pucat yah.. memang sedikit pucat sih mukanya.. " ujar Rena sambil menatap muka Raito yang sedang pingsan
"Lagian dikoran juga dia disebut 'Pale-Faced Knight of Iria ' kok Ghahhaha.. "
"Hah? ada yah? aku tidak tahu siapa yang menjadi narasumber kejadian ini.. yang penting kita obati dulu si bodoh ini.."
"Ghahahha.. itu baru semangat... Jadi mau kuceritakan? tentang kota ini dan mengapa ada diketinggian sangat tinggi sepertin ini?" tanya Pak tua Rough sambil mengobati luka Raito
Rena pun menjawab "tentu.." sambil ikut mengobati Raito
"Baik.. begini ceritanya.. Dahulu Blessington adalah kota yang sangat diberkahi oleh kekayaan alamnya dari mineral, buah-buahan, sayuran, ternak dan sebagainya, melihat hal itu monster-monster dan orang-orang yang serakah dibawah kota ini pergi naik keatas tebing dan menyerang kota yang subur ini dan memakan segala yang ada. akhirnya datang seorang Sorcerer entah darimana datangnya. Ia meniupkan angin dan menghembuskan seluruh monster dan orang-orang serakah yang di ada kota tersebut keluar dari kota dan jatuh kembali ke bawah. Dan akhirnya sang Sorcerer yang hebat tersebut membuat Gua es yang disebut Ice Cavern yang menjaga kota ini. Tapi ternyata monster yang bisa terbang juga menginginkan apa yang ada di Blessington lalu Sorcerer tersebut membuat kabut dan monster-monster pelindung kota ini."
"Jadi .. di atas langit ini juga ada?"
"Ya benar.. diatas langit ini juga ada penjaganya ... "
Saking penasarannya Rena pun menanyakan banyak hal "Jadi kota ini tertutup yah... lalu bagaimana penduduk kota ini dapat mengetahui apa yang ada di dunia luar?.. oh iya juga kalau kota ini tertutup bagaimana caranya Phillip dan Airi dapat kesini waktu dulu?.. apakah maksudmu dengan tidak sembarang orang dapat kesini? "
"Ghahahaha... banyak sekali pertanyaanny.. aku jawab satu-satu yah nona"
"hehehe :p maaf paman.. baiklah.."
Kemudian Rough menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan oleh Rena"Ghahahha.. oke dari yang pertama.. bagaimana penduduk kota ini dapat mengetahui dunia luar ya kan? tentunya dengan Airship ini.. di kota ini ada 3 unit zepelin.. 2 unit transportasi zepelin yang menghubungkan ke kota-kota besar dan 1 unit zepelin pengangkut barang makanan dan barang-barang lainnya yaitu zepelin ini.. hahhaha... tapi ngomong-ngomong siapa Phillip dan Airi?"
"Oh iya mereka temanku .. hahah.. habisnya katanya mereka sering kesini dulu... makanya aku tanya"
"Baiklah.. kemungkinan sih mereka naik transportasi zepelin, kecuali kalau mereka keluarga bangsawan mereka dapat kesini dengan mudah.. sebenarnya sih siapapun dia asalkan tidak ada niatan yang buruk mereka dapat kemari dengan mudah dan tidak akan dihalangi oleh para penjaga di langit maupun di gua es... "
"Hmm.. sekarang aku sedikit mengerti.. baik yang terakhir paman.. eh aku mengerti deh yang terakhir tentang tidak sembarangan orang yang dapat kesini..."
"hahhaa.. baguslah.. ayo kita obati lagi dia"
"Baik paman...."
Rough pun bertanya kepada Rena "Oh iya.. sebenarnya kalian mau kemana sih?"
"Hmm.. tujuan kami itu Landerthen... "
"Landerthen yah... cukup jauh juga.. yasudah aku antarkan saja yah sebagai ganti rugi atas lukanya si muka pucat Ghahahahhaha..."
"Benarkah? terimakasih paman!"
Mereka pun melanjutkan pengobatan Raito dimalam hari itu. Rena ketiduran saat mengobati Raito kemudian pak tua Rough menggendong Rena dan membawanya ketempat yang nyaman untuk tidur begitu juga Raito yang sudah selesai diberi pengobatan.
Fajar pun tiba Raito terbangun dari tidurnya melihat ke arah Rena yang sedang tertidur lelap disampingnya. Lalu ia keluar dari ruangan di airship tersebut ke dock kapal melihat pak tua Rough yang sedang berdiri tegap mengarah ke arah matahari terbit
"Ghahahaha.. kau sudah bangun, palefaced knight? "
Raito menundukkan badannya dan berkata "tolong.. tolong ajari aku selak beluk knight.. aku memang bodoh dan lemah berkelana tanpa mempelajari terlebih dahulu job yang kuambil ini..."
"Ghahahhaa.. dasar nekad.. baiklah"
"Mohon bimbingannya..."
Rough pun menjelaskan sambil mengacungkan ketiga jarinya "bagi Knight, yang memakai pedang, ada 3 Art atau bisa jg disebut style, style tersebut tergantung pada pedang jenis apa yang kau gunakan. 3 style tersebut adalah : 1. Fencing Art, biasanya memakai pedang yang runcing dan lebih banyak berguna dalam hal tusuk-menusuk, 2.Chivalry, memakai pedang satu tangan dan sebuah tameng sangat berguna dalam menebas dan menusuk dan yang terakhir, style chivalry ini biasanya mempunyai tugas sampingan sebagai pelindung 3.Zweihander, pedang 2-tangan, biasanya pedang yang dipakai merupakan longsword atau pedang panjang atau bisa juga broadsword pedang besar yang aku pegang seperti ini... jadi apa yang ingin kau pelajari?"
Raito memegang dagunya sambil berpikir "Hmm... sepertinya.. pedang dua tangan lebih cocok denganku.. tapi Chivalry juga sih.. 'soalnya aku ingin melindungi teman-temanku'"
"Ghahahahaha... baiklah kalau begitu pertama-tama.. kita belajar basicnya! Slash, Cleave dan Thrust!!"
"Aduh.. itukan basic banget pak tua... "
"Sudah jangan banyak omong! kalau kau merasa terlalu dasar kenapa kau tidak bisa mengalahkanku dengan itu! bahkan Cleave dan slash mu saja tidak begitu bertenaga! " kata Rough dengan nada tinggi seperti membentak kearah Raito
"ergh, yasudahlah.. "
Rough mencari drum kosong dan mendudukinya "Nanti kalau sudah benar ku ajarkan kau Air Render! mengerti!!"
"Ya"
kemudian disaat Raito sedang latihan Rena keluar dari bawah dock kapal
"Oh, Raito.. kau sudah bangun.. " ujar Rena yang baru bangun tidur
Raito berhenti latihan sebentar kemudian ia berjalan ke arah Rena "Kau sudah bangun Rena, maaf membuatmu khawatir tapi bisakah kau beritahu Airi dan yang lain kalau aku sedang latihan disini.. aku takut mereka akan khawatir.."
"Hei bodoh.. kau itukan sedang luka parah.. jadi jangan latihan dulu dong.."
"Sudahlah.. kumohon yah.."
"Aduh.. ya baiklah.. aku akan beri tahu mereka... " ujar Rena sambil bergegas pergi ketempat Airi dan yang lain menginap "Pak tua.. tolong ajarkan si bodoh tersebut yah... aku titip dia..."
"Ghahahaha baiklah.. jangan lupa ajak teman-temanmu oke.... ngomong-ngomong muka pucat enaknya dirimu ada yang perhatian.. dia pacarmu?" ujar bapak tua perawakan besar tersebut
"Hah? errghh.. orang cerewet kayak gitu..." jawab Raito dengan mukanya yang sedikit memerah..
Rough pun berdiri dari duduknya dan mendekati Raito "Ghahahha.. yasudah aku bosan melihatmu mengayunkan dan mengibas-ngibaskan pedang seperti itu jadi.. aku akan ajari kau... teknik.. Air Render!!! "
"Nah.. gitu dong daritadi.. "
"Oke.. pertama-tama lihat Air Renderku dulu.. sekalian pamer ghahahahaha.. perhatikan tong kayu tersebut... " pak tua tersebut bergaya sedikit lalu menunjuk ke arah tong kayu yang menjadi targetnya
"Errgh.. dasar pak tua yang menjadi guru tidak niat..."
Rough pun memasang kuda-kudanya, ia melebarkan kedua kakinya sambil memegang pedangnya dengan kedua tangannya lalu melepaskan serangan Air Render "Sword Tech! Air Render!!!" tong kayu itu pun hancur dan Rough kembali berdiri dengan tegap
"Hmm.. hebat.. tapi aku tidak takjub loh pak tua..." sedikit meremehkan Pak tua
"dasar anak muda sekarang... baiklah akan kubuat kau takjub.. lihat batu besar disana.." ujar Rough sambil menunjuk kearah tebing bebatuan
"yang mana? yang kecil itu?"
"Yang besar itu bodoh.. yang menjulang tinggi itu... akan kuhancurkan dengan air renderku..."
"Cih mana mungkin bisa... "
"Baiklah.. " Rough melakukan kuda-kudannya lagi kali ini dia memusatkan seluruh energi yang ia punya ke kedua tangannya yang menggenggam erat pedang besarnya itu "Inilah Skillku... Sky Howl!!!" Ia melepaskan serangan Air Render yang lebih besar dan lebih kuat, angin kencang berhembus dari pedangnya ke arah bebatuan dan kemudian menghancurkan batu tebing besar yang ia tunjuk berikut batu-batuan disekitarnya
Raito takjub akan apa yang ia lihat seakan ia tidak percaya apa yang telah dilakukan Rough "MUSTAHIL!!.. tidak mungkin ... tidak mungkin air render menjadi sekuat itu..."
kemudia Rough memberi penjelasan akan jurus yang ia keluarkan "hahahha.. yah kau benar.. air render sebenarnya adalah teknik mendorong udara dengan alat atau dengan alat kosong.. ini salah satu teknik jarak jauh untuk para petarung jarak dekat hahhaha... lalu apa bila kita menekankan udara tersebut dengan energi mana kita dan berkonsentrasi pada apa yang menjadi target kita dampak dari serangan yang kita lancarkan akan jadi lebih besar.. ingat itu muka pucat bodoh!! "
"Hmm.. baiklah.. aku.. akan berlatih.. tolong ajarkan aku!"
"Ghahahahaha.. oh iya.. kemarin malam aku berbicara dengan si nona kecil... katanya kalian ingin pergi ke Landerthen kan?.. sebagai ganti rugi atas melukaimu kemarin aku antarkan kalian ke Landerthen... ghahahhaha.. "
"Yang benar? terima kasih pak tua.. maafkan karena telah banyak merepotkan.. "
"Sepertinya mereka sebentar lagi datang... Ghahahaha.. "
"yasudahlah.. aku latihan lagi... "
Raito pun melanjutkan latihan jurus Air Render. Beberapa saat kemudian Yami dan kawan-kawan sampai ketempat Raito berada
"Yoo.. Aku! Datang! hahaha... Raito! apa kabarmu.." ujar Yami yang sudah sembuh dengan girang
"Errghh.. ternyata dia duluan yang datang... kau sudah sembuh ya.. "
"Tentunya donk.. kau sedang berlatih yah? kalau begitu ayo lawan aku .. hahaha..."
"Gak mau... "
Kemudian Airi datang dan memeluk "Raitooo!!"
"hei-hei.. ada apa ini Airi.."
Airi melepaskan pelukannya "Aku khawatir tau... katanya kau kemarin terluka.. jadi aku tambah khawatir.." ujar Airi dengan nada sendu
Raito meminta maaf sambil menggaruk-garuk kepalanya "umm.. maaf yah.. "
"Ugh.. berat nih... hei Yami.. tolong dong.. " Rena datang dengan Phillip membawa batu bara bahan bakar airship tersebut
"Oke!" Yami mendekati mereka berdua dan menolong mereka berdua membawa bahan bakar
"Wah.. apa itu? " ujar Raito bingung
"Ghahahahha.. itu bahan bakar kapal ini.. taro dibelakang.. baiklah.. kalau begitu aku akan bersiap-siap, kau latihan sendiri dulu muka pucat hahahha..." Rough beranjak dari tempat ia berdiri ke ruang kendali airship untuk mempersiapkan keberangkatan mereka.
"Baik paman.. umh.. gerobaknya dibawa kan Yami?" kata Raito
"Bawa dong hahahha... "
Dari ruang kendali Rough berbicara "Baik! Mesin nyala, baling-baling oke.. dan .. kapal ini siap berangkat!!!... "
Rena memimpin komando "Oke kawan-kawan... Saatnya kita berangkat! menuju Landerthen!"
Dan mereka pun menuju berangkat menuju Landerthen dengan AirShip Zepelin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar