Suara gemuruh mesin airship terngiang ditelinga, baling-baling kapal berputar semakin kencang, Angin kencang pun berhembus dari berbagai sisi kapal itu. Rerumputan bergoyang bagaikan melambaikan dan mengucapkan kata perpisahan. Zepelin pun lepas landas dari lapangan besar di Blessington menuju Landerthen.
"Oke kawan-kawan... saatnya kita berangkat! menuju landerthen!"
Rena memimpin komando dengan lantang dan tegap seperti seorang diktator yang menyuruh para romusha kerja rodi
"Woah.. keren banget! akhirnya kita terbang.."
dengan muka polosnya Yami takjub ketika terbang mungkin ini pertama kalinya dia terbang dengan pesawat zepelin
"Yami berisik banget sih!! "
Airi pun terbawa suasana dia yang terbiasa naik zepelin merasa senang bukan main
"Maklum Airi dia.. memang.. seperti itu tapi kenapa kau gemetaran.. bukannya sudah terbiasa?" ujar Rena
"Hihi.. habisnya aku senang sih bisa terbang dengan kapal ini bersama kalian semua "
"dasar kau Airi.."
Zepelin pun terbang diatas ketinggian 3000 meter diatas tanah. Pak tua Eisen mengendalikan zeppelin agar tidak mudah terjatuh dan terbang dengan aman, sementara yang lain sibuk dengan kesibukannya sendiri-sendiri. Raito yang sedang berlatih didepan dock kapal. Phillip yang mengisi bahan bakar Zapelin lalu Airi dan Yami yang sibuk mengelilingi Zeppelin saking senangnya dan Rena yang menyiapkan sesuatu disamping pak tua eisen.
"Jadi aku seperti... pramugari gitu? menyiapkan makanan dan segala macamnya pak tua?" Rena mendekati meja dekat pak tua menyajikan secangkir kopi untuknya agar ia tidak mengantuk saat mengemudikan zeppelin
"Ghahahaha.. pramu saji? pramuniaga? hahaha pramuka? terserah lah... oh iya tolong awasi si muka pucat itu... sepertinya keadaanya kurang baik... seperti menyimpan sesuatu.. "
"Sesuatu? " Rena bingung sebentar lalu dia pun bertanya lagi "Memangnya seperti apa paman??"
"Sesuatu eperti perasaan takut kalah atau apalah itu namanya Ghahahahh.. awasi saja dia.. klo bisa sih semangatin.. kamu kan pacarnya.. ghahahaa.."
"E.. enak saja.. dasar kakek tua genit!.. aku pergi dulu ketempat yang lain.. "
Wajah Rena pun memerah lalu ia keluar membawa makanan dan minuman ke depan deck tempat Raito latihan.
“Kawan-kawan! Kalau lapar atau haus makanannya ada di sini yah!’ teriak Rena pada teman-temannya yang sedang asik mengurus urusannya sendiri.
“Okay Ren!!..”
“Ren siapa Yami?” tanya Airi yang sepertinya sedikit kebingungan akibat kesenangan bersama Yami mengitari kapal
“Rena tau! Hahaha…”
“huft.. dasar..”
Rena duduk dengan tangannya sambil menahan dagunya melihat Raito yang sedang latihan diatas kotak di samping kotak tempat ia menaruh makanan dan minuman. Lalu ia pun melontarkan pertanyaan.
"Hei Raito,... kau kenapa? sepertinya ada yang kau sembunyikan... hayo ngaku!"
"Bukan urusanmu.. pergilah... "
Melanjutkan kembali latihannya sambil mengayun-ayunkan pedang dan melakukan kuda-kuda lagi dan mengayunkan pedangnya lagi.
”Erh.. kenapa gk keluar!.. ”
”Erh.. kenapa gk keluar!.. ”
"Hmmpph..”
Rena mengerutkan dahi dan mengembungkan pipinya sambil cemberut kemudian pergi dari tempat Raito berlatih.
Dalam hatinya Raito berkata “kenapa.. apa kekuranganku … kenapa tidak keluar padahal ini salah satu skill knight… harusnya aku juga bisa…”
Tiba-tiba datanglah monster-monster yang berusaha untuk menyerang Zepelin namun monster-monster yang mengiringi Zepelin terbang melindungi mereka dari serangan tersebut
"Ghahahha.. mereka datang!!" teriak pak tua Rough yang tertawa
"Hei pak tua kenapa ketawa??... " Phillip pun lari dan membantu melawan para monster yang menyerang kapal dibantu dengan Rena, Airi dan Yami.
“Nona Rena, Yami tolong Bantu aku!..”
“Oke!!”
Monster-monster yang terdiri dari Imp dan Vampire Bat menyerang kapal dan ditolong oleh monster-monster burung yang ada di sekitar daerah kapal
”Rasakan ini! Fire Magic! Fire Ball!!”
Rena melancarkan serangan bola api yang tepat mengenai gerombolan monster kecil Vampire Bat
“Sepertinya teknik akurasiku meningkat…” ujar Rena yang berhasi menumbangkan monster tersebut
Yami melakukan kuda-kuda dan melancarkan serangan jarak jauh dengan tenaga dalam
“Rasakan ini monster bandel!! Air Render!!!.. harusnya kalian bisa baik seperti monster” burung itu tau! Wee! hahahahahaa”
“Spear Trust!!”
Phillip memakai skill spear trust yang memilik jangkauan lumayan panjang dan aman untuk mengalahkan monster-monster tersebut
“Cih.. dia beraksi lagi!.. aku pun tidak boleh kalah!’
Raito pun meninggalkan latihan membantu mereka berempat melawan para monster yang datang dari berbagai arah.
”Ghahahaha… pantas saja mereka bisa melewati ice cavern.. anak muda yang penuh semangat Ghahahah… loh muka pucat jg akhirnya ikutan…”
”kalian semua! Mengganggu latihanku saja!!!” Raito berteriak sambil menebas monster-monster berwujud manusia kerdil bersayap kelelawar atau yang mereka sebut dengan imp.
”hahaha.. Raito lagi labil, Raito lagi labil..” ledek Yami menunjuk Raito dengan jari telunjuknya sambil lompat-lompatan
”Kau… Kalau kau bukan temanku udah kutebas deh sekarang jg!” ujar Raito kesal
”Ampun deh.. Hahhaa.. ”
”Ghahahaha… pantas saja mereka bisa melewati ice cavern.. anak muda yang penuh semangat Ghahahah… loh muka pucat jg akhirnya ikutan…”
”kalian semua! Mengganggu latihanku saja!!!” Raito berteriak sambil menebas monster-monster berwujud manusia kerdil bersayap kelelawar atau yang mereka sebut dengan imp.
”hahaha.. Raito lagi labil, Raito lagi labil..” ledek Yami menunjuk Raito dengan jari telunjuknya sambil lompat-lompatan
”Kau… Kalau kau bukan temanku udah kutebas deh sekarang jg!” ujar Raito kesal
”Ampun deh.. Hahhaa.. ”
Zepelin pun bertahan dari serangan monster yang berusaha menyerang dibantu oleh Raito dan kawan-kawan juga monster-monster yang mengiringi mereka terbang keluar wilayah Blessington.
“Akhirnya Pergi juga Ghahahha….“
“Wah.. jangan-jangan mereka yang seperti paman ceritakan yah?” Kata Rena pada Eisen tentang percakapan mereka kemarin
“Ghahaaha yah sepertinya mereka datang untuk menolong kita.. dan juga melindungi kota Ghahaha… ‘Blue Sky’ itu sungguh indah bukan”
“Huft~ melelahkan yah..” Ujar Airi yang duduk kecapekan mensupport kawan-kawannya
”Memang cerita apa itu nona Rena?” tanya Phillip ingin tahu tentang cerita itu
”Memang cerita apa itu nona Rena?” tanya Phillip ingin tahu tentang cerita itu
“Iya.. apa itu Rena… ”
“Baiklah aku ceritakan…”
Airi, Phillip dan Yami duduk melonjorkan kaki mereka sambil mendengarkan Rena tentang sesuatu apa yang diceritakan Eisen kemarin malam.
Tidak terasa malam pun tiba Airi, Rena dan Yami tertidur didepan deck kapal. Kemudian Phillip datang membawa selimut untuk mereka bertiga dan menyelimuti mereka satu-satu.
“Hoi.. mereka lucu yah kalau tidur.. ghahaha..” kata pak tua Eisen yang masih mengemudi di kabin kapal.
“huh.. pak tua.. sudah malam saatnya kau tidur..”
“Ghahaahaha.. aku sih sudah biasa tidak tidur 5 hari ini sih masih sepele… baru 1 hari tau.. ghahaha.. eh bocah tombak, sepertinya kamu suka salah satu dari 2 gadis itu yah.. hayo ngaku.. ”
“huh.. dasar.. pak tua mesum.. udah tetaplah mengendalikan pesawat.. nanti jatuh lagi.. “
Phillip pun pergi menuju tempat Raito yang masih latihan dari tadi berangkatnya pesawat sampai sekarang. Dan ia pun berbicara padanya “Hoi.. tidak tidur?? Kau akan mati kalau tidak tidur.. ”
“Cih.. mitos darimana itu.. sudahlah urus urusanmu sendiri!!”
”Kau kemarin mengajakku bertarungkan?? Kalau menguasai Air Render saja kau tidak bisa.. kau tidak akan menang melawanku.. bahkan kau sudah menguasainya pun kau tidak akan menang”
”Kau kemarin mengajakku bertarungkan?? Kalau menguasai Air Render saja kau tidak bisa.. kau tidak akan menang melawanku.. bahkan kau sudah menguasainya pun kau tidak akan menang”
Raito berdiri berlawanan dengan arah Phillip menghadap. Ia berhenti latihan sebentar lalu berkata beberapa hal pada Phillip.
“Oh akhirnya kedokmu keluar juga.. ‘Sir Phillip’… jadi kau ingin menumbangkanku ?”
“Bukannya kau yang mengajak?’
“Ya itu benar.. dan akan ku buktikan aku akan menguasai jurus ini.. dan suatu saat aku akan melampauimu! Ingat itu!” kata Raito dengan optimis
Phillip pun terdiam sebentar mendengar kata-kata Raito yang optimis. “begitu yah.. baiklah.. kalau gitu selamat latihan muka pucat.. aku tidur duluan yah..”
‘Cih.. aku akan jadi kuat.. aku akan menguasainya dan mengalahkan si Phillip suatu saat nanti’ ujar Raito dalam hatinya
Pagi pun tiba, Raito masih melanjutkan latihannya. Airi, Rena dan Yami tidur kabin kapal dipindahkan oleh Phillip pada malam hari agar tidak terserang penyakit. Phillip yang bangun lebih awal diajak Eisen ngobrol.
“haha.. bocah tombak sudah bangun toh…”
“huh.. pak tu, pak tua.. ngomong-ngomong berapa hari lagi kita sampai?”
“sapa bilang hari.. sebentar lagi jg keliatan kok kota Dammaster’
“Oh begitu.. sepertinya si bodoh muka pucat itu belum tidur yah dari malam.. ”
”Yup.. betul.. Ghahaha.. kalian bikin perjanjian yah kemarin malam?”
”Huh.. perjanjian konyol.. ”
”berhati-hatilah… Aku menaruh harapan loh sama si muka pucat.. Ghahaha..”
”Yup.. betul.. Ghahaha.. kalian bikin perjanjian yah kemarin malam?”
”Huh.. perjanjian konyol.. ”
”berhati-hatilah… Aku menaruh harapan loh sama si muka pucat.. Ghahaha..”
“Dasar.. bapak-bapak tua.. mentang-mentang knight jg..”
Tiba-tiba dari kejauhan Eisen melihat sesuatu seperti seekor naga besar terbang menuju arah kapal.
“I-itu…” ucap Phillip
“kamu sadar jg yah bocah tombak.. Ah!... Hei kalian semua!! Bangun!!!! Didepan ada naga besar!!” Eisen sambil teriak membangunkan mereka semua yang sedang tertidur
“huh? Apa? Naga bonar??” ujar Yami yang bangun namun kesadarannya belum terisi penuh
”Ada apa kek??” tanya Rena yang baru bangun dari tidurnya yang kemudian Airi pun bangun sambil menguap.
“Ghahahha.. kalian sudah bangun.. baguslah kalau begitu … Semuanya! Berpegangan!!”
Eisen pun mengubah arah kemudi kapal untuk menghindari naga besar tersebut menabrak kapal. Mereka bertiga yang baru bangun mencari sesuatu benda untuk berpegangan. Namun Yami berpegangan pada kaki Rena.
”Heuh? mulus”
”Heuh? mulus”
“Ih apaan sih Yami!” Rena pun menendang Yami
“Aaa“
Zeppelin berhasil menghindari naga besar tersebut namun sayap naga tersebut menyerempet bagian badan kapal yang untungnya hanya tergores sedikit. Namun naga tersebut berbalik dan kembali mengincar kapal.
”Ghahahaha.. jarang sekali aku melihat naga disini.. sepertinya mereka mencari sesuatu nih.. ”
”Ghahahaha.. jarang sekali aku melihat naga disini.. sepertinya mereka mencari sesuatu nih.. ”
“I..itu.. Corrupt Dragoon…” Phillip kebingungan kenapa ada seekor naga yang biasanya hanya ada di Faaragi Continent ada disini.
“Apa itu tuan Phillip?” tanya Rena pada Phillip
Phillip pun menundukkan kepalanya sambil bilang pada mereka semuanya
“Kalian disini saja.. naga itu biar aku yang atasi”
Terlihat Airi tampaknya menghawatirkan Phillip “Phi..Phillip..”
Phillip pergi mengambil tombak miliknya dan berlari kebelakang kapal ke arah Corrupt Dragoon itu akan menyerang. Jubahnya pun tertiup angin dengan kencang lingkarang sihir keluar dari kakinya lalu dengan mengerahkan kekuatannya ia pun loncat dengan tinggi.
“Jump!!!”
”Wow tinggi sekali Phillip terbang!” kagum Yami.
Makhluk naga tersebut tepat ada di belakang mengejar Zeppelin. Diatas udara Phillip melemparkan tombaknya dan tepat mengenai punggung naga tersebut.
”Wow tinggi sekali Phillip terbang!” kagum Yami.
Makhluk naga tersebut tepat ada di belakang mengejar Zeppelin. Diatas udara Phillip melemparkan tombaknya dan tepat mengenai punggung naga tersebut.
“Crimson Fuzz!”
“Hatt.. Heyaaaa!!!…”
Pada tombak yang tertancap di punggung naga keluar lingkarang sihir besar berwarna merah lalu dari atas Phillip menendang tombak tersebut dengan cepat ia pun mencabutnya dan kembali loncat ke Zeppelin
“Hebat banget Phillip!!” mata Yami pun berkaca-kaca melihat kekeranan Phillip
“Ghahahha.. ternyata anak itu Slayer.. “
“Slayer?” tanya Rena
“benar.. Aku adalah Slayer.. Tugaskulah untuk membunuh monster-monster besar seperti naga atau giant ogre…” Ujar Phillip yang tiba kecapekan setelah mengeluarkan segenap kekuatannya
Tiba-tiba naga tersebut masih hidup dan bersiap untuk menerkam bagian belakang pesawat beserta Phillip yang berada disana. Semuanya pun panik dan berteriak
”Phillip!!!”
”Phillip!!!”
Tiba-tiba dengan cepat Raito datang menghadapi Corrupt Dragoon yang bersiap menerkam. Ia bertumpu dengan kuat pada geladak kapal, melebarkan kedua kakinya, kedua tangannya memegang pedang dengan kuat dibelakang punggungnya yang sedikit ia tundukkan “aku sadar akan beberapa hal.. aku bukan ingin jadi kuat untuk mengalahkanmu.. aku ingin kuat… untuk sesuatu yang kuyakini!”
“Jangan-jangan! Kuda-kuda itu!!!” kaget si pak tua yang melihat Raito dari kaca yang ada di depannya
”SKY HOWL!!!”
”SKY HOWL!!!”
Dengan mengerahkan seluruh kekuatan yang dimiliknya Raito melepaskan serangan Air Render yang lebih besar dan lebih kuat Ayunannya yang kuat membuat angin disekitarnya mengalir kedalam serangan Raito dan membentuk Air Render mirip dengan jurus Eisen.
”Ghahahaha.. Itu Jurusku!!”
”Ghahahaha.. Itu Jurusku!!”
Serangan dahsyat Sky Howl milik Raito tepat mengenai naga itu yang sedang menganga namun saking dahsyatnya serangan tersebut bagian belakang kapal ikut rusak.
Selesai mengerahkan tenaganya Raito pingsan. Phillip yang berada di dekatnya menolong Raito yang pingsan dan membawanya masuk ke Kapal
“Ghahahha hebat sekali muka pucat!!!”
“huh.. orang bodoh ini.. bisa-bisanya disaat genting mengeluarkan sesuatu yang tidak kuduga.. “ Phillip membawa Raito yang pingsan ke tempat yang aman. “nona Airi tolong rawat dia yah..”
“Ra.. Raito…. Ya.. ” Airi pun mendekati Raito dan mengobatinya…
Lalu pak tua Eisen mengumumkan suatu hal yang penting
“Oh iya aku mau bilang satu hal.. Ghahaha.. ”
“apa itu paman?” tanya Rena
“Berterima kasihlah pada muka pucat.. kapal kita rusak Ghahahhaa… “
“Apa!! Kalau begitu kita tidak bisa ke dammaster dong!”
“Tenang saja.. kita akan jatuh tepat pada tempat yang kita tuju! Kota Dammaster, Landerthen Kingdom!! Kerajaan dibawah ketinggian laut Itu ada di depan!! Ghahahha” teriak Pak tua yang entah kenapa pesawatnya rusak tapi girangnya bukan main.
Dengan kondisi kapal yang memang rusak dibagian belakang kapal tersebut pun bersiap” menghantam dinding luar Kota Dammaster.
“oi anak-anak!! Kita akan jatuh nih! Bersiap”lah berpegangan ! DAN JANGAN MATI YAH!! GHAHAHAHHA… ”
“AAAAAAAAAAAAAAAAAA~~ ” teriak mereka semua
“Raito!! Dasar kau.. ada-ada saja!! AAAAAA” teriak Rena
Kapal mereka tepat menabrak dinding luar kota Dammaster dan hancur…
“Ghahahhahahha…..”
=Blue Ice and Blue Sky End, Next : Storm in Windmill City, Dammaster =
Tidak ada komentar:
Posting Komentar