====Act. 4. Battle in the Hijacked Village====
Ketika Raito dan kawan-kawan sedang berjalan menuju keluar hutan, tiba-tiba Airi pun diculik lalu Raito dan Yami mencoba mengejarnya seketika itu pula muncul seorang perempuan cantik berkulit putih berambut pirang panjang dan telinga lancip menghalangi mereka bertiga dan berkata "Kalian tidak akan mungkin bisa mengejar dia apalagi melawan mereka para bandit bertiga seperti ini!". Kata Raito "Kau!! kau adalah!!... ".
"Kau.. kau.. adalah seorang elf?" tanya Raito
"Minggir! Biarku kejaaarrrr!!!~" Yami pun berlari mengejar orang tersebut namun gadis elf tersebut menahannya dengan melontarkan panah ke arah kaki Yami. "arrgh.. kakiku! kau kenapa!"
"Sudah ku bilang percuma saja kalau kalian melawan para bandit itu.."
Lalu dengan meminta dan suara yang sendu karena tangisannya, Rena berbicara pada gadis elf tersebut "kau mengatakan tidak mungkin kita bertiga melawan para bandit semua kan .. *hiks*.. maukah kau.. *hiks*... membantu kami.. *hiks*.. karena, bagiku.. temanku adalah harta yang berharga... *hiks*"
"Umm.. itu.."
"Rena.." Raito yang melihat Rena yang menangis dengan seluruh perasaannya, pun berjalan mendekati gadis elf tersebut dan menundukkan meminta pertolongan "Tolong... Mohon bantu kami.. kalau apa yang kau katakan benar kami tidak bisa melawan mereka.. tolong pinjamkan kekuatan anda nona..."
Gadis elf itu pun menaruh tangannya di kepala dan menggelengkan kepalanya "aduh-aduh.. yasudah kalau begitu ikut aku terlebih dahulu... " ujarnya sambil tersenyum. "Baiklah kalau begitu ikut aku.. ".
Raito, Yami dan Rena pun mengikuti Gadis elf tersebut. Raito yang merasa aneh karena gadis elf melewati semak-semak bukan melewati jalan lurus pun bertanya pada gadis elf tersebut "Hei nona? kenapa kita lewat sini? ".
"Kita skr akan pergi ke desaku terlebih dahulu... desa elf tersembunyi... daerah di hutan ini bernama hidden wood karena disini terdapat desa kami para elf dan cara pergi ke desa kami ya hanya dengan rute ini, melewati semak" membelok dari jalan yang lurus tadi sehingga kita sampai di desaku... "
"(Hmm... teknik sembunyi para elf yah..).. oh begitu.. yah " ujar Raito..
"Selamat datang di desaku.... Hidden Wood Village of Elf...Oh dan perkenalkan namaku Theria Elfaan.. senang bertemu kalian.." ujar gadis elf tersebut..
"(Huh! ada manusia? bukankah ini didalam desa Elf?) " kata Raito didalam hatinya.
Yami yang sedikit gelisah berkata "Hei.. kita bisa cepat tidak ? kalau tidak Airi akan!"
"Tenang saja.." Theria memotong omongan Yami. "Aku sudah menempelkan mantra pelindung dan pelacak jadi tenang saja.. sementara itu kalian ikut saja ke rumahku aku akan berikan perawatan dahulu kepada kalian yang terluka..."
"Terima Kasih nona Theria" ucap Raito.
Sampai lah mereka bertiga di kediaman Theria. "Aku pulang!!" tiba-tiba seorang gadis elf muncul "oh kakak sudah pulang.." Yami pun terkaget melihat adik Theria "WOW!! kalian!! kembar, sizenya pun sama!"
"Bicara apa kau bodoh!" bentak Raito kepada Yami "Terima kasih telah mau menerima kami.. nona Theria"
"Tidak apa-apa kok.. oh yah kenalkan ini adik kembarku namanya Ether" ucap Theria sambil memperkenalkan adiknya Ether
"Salam kenal, namaku Ether Elfaan.. mohon kerjasamanya..."
"Ah iya.. kalian bertiga tunggu disini sebentar yah... hei Ether.. ayah mana?" tanya Theria kepada Ether
"Ayah berada lantai atas kk..."
Theria pun menaiki tangga sambil sebelumnya berkata kepada Raito dan kawan-kawan juga Ether "Kalian bertiga tunggu disini yah.. dan juga Ether temanin mereka ya.."
"Baik kakak.."
"Umm.. maaf nona Ether" ujar Raito
"Panggilnya Ether saja tuan Raito.. aku dan kakakku masih muda ^_^"
"Oh.. maaf kalau begitu.. Ether boleh kah aku bertanya? "
"Oh silahkan " jawab Ether
"Pada saat memasukki desa tersembunyi ini aku heran.. kalau desa ini tersembunyi dan hanya elf yang ada disini kenapa ada beberapa manusia diluar sana?"
"Soal itu.. mereka adalah penduduk dari desa di dekat sini yang dijarah oleh bandit-bandit.. mereka kami ungsikan kemari agar tidak terluka oleh para bandit tersebut.."
Rena pun berkata dengan nada yang masih sedih "Lalu.. kenapa kalian tidak usir saja bandit-bandit tersebut keluar desa? bukankah kalian banyak dan pastinya bisa menang? "
Lalu Ether pun menjawab "Kami para elf adalah bangsa yang sangat mencintai kedamaian.. kami tidak bisa bertarung begitu saja... dan bangsa kami adalah bangsa yang sangat membenci pertarungan kalau bisa dihindari lebih baik kami hindari "
"Tenang Rena aku tahu kau sedih.." ujar Raito lalu Rena pun duduk dan menundukkan kepalanya, "Kalau begitu apa bisa kami mengalahkan mereka? teman kami ditawan oleh mereka kami ingin menolongnya...".
Tiba-tiba ada seseorang melangkah turun dari tangga lantai atas dan diikuti Theria dibelakangnya "Tentu saja bisa..." ujar seorang pria yang saat ini berhadapan dengan Raito Yami dan Rena. "Perkenalkan.. namaku Gaia Elfaan, Ayah dari kedua putriku ini... sekaligus pemimpin desa elf tersembunyi ini."
Raito pun lanjut berkata"Anda kah? pemimpin desa ini? kalau begitu bisakah anda...."
"Tidak bisa!!" potong Gaia
"Kami mohon ketua elf!! tolong lah kami.. tolonglah teman kami!" ujar Yami meneruskan perkataan Raito.
"Sekali lagi kubilang tidak bisa!"
Raito yang tadinya duduk dikursi tiba-tiba berdiri dan berkata "Kenapa tidak bisa! tolong berikan penjelasannya! katakan dengan alasan apa kau tidak bisa menolong kami sementara kau bisa menolong orang di desa itu kan "
"Aku tidak bisa menolong kalian.. tapi kalianlah sendiri yang bisa melakukannya..."
"Tapi bagaimana caranya? melawan 2 bandit saja kami sudah..."
"Segitu saja mengeluh!!!! hei kau muka pucat!! kau seorang knight kan? kau bertugas melindungi kan? kalau kau seorang knight! kau harus memiliki keyakinan akan kemampuanmu menjaga, melindungi dan menolong teman-temanmu " sentak Gaia lalu Gaia pun menarik nafas dan menurunkan nada suaranya "Aku melihat kalian berempat mempunyai potensi jadi, kupikir, jika kau menyusun sedikit strategi aku yakin kalian bertiga bisa melawan para bandit tersebut"
"Paman elf..." lalu Yami pun melanjutkan kata-katanya yang belum usai "Jadi kau orang tua elf setuju bahwa Raito pantas dijuluki knight muka pucat?"
"Hahaha.. pertanyaan yang lucu sekali.. mirip temanku pada masa-masa perjuangan dulu..."
"Diam kau Yami! aku lagi serius nih!" sentak Raito, "Jadi kau yakin kami bisa?"
"Yah.. seratus persen..." Ujar Gaia sambil tersenyum lalu ia pun berbicara pada putrinya "Theria!"
"Ya Ayah! ada yagn bisa kubantu?"
"Tolong bawakan barang" yang ada kotak dikamar ayah.. bawakan kemari dan kau Ether, tolong sembuhkan luka-luka mereka."
"Baik Ayah!" tegas Ether dan Theria melakukan perintah yang disuruh ayahnya.
"Terima kasih sebelumnya tuan Gaia.. tapi maaf kalau aku bertanya sekali lagi.. aku tahu kalau kalian para elf suka perdamaian dan benci pertarungan... berarti.. kau tidak pernah bertarung sebelumnya kan?" tanya Raito
"Hahahah.. bertarung sih pernah.. "
"Lalu... kenapa kau tidak melawan para bandit-bandit itu? dan menolong orang-orang desa?"
"Karena... itu bukan tugasku... itu tugas kalian.. para pengembara..."
"Heh? oh jadi ini seperti.. 'aku ini menguji kalian' begitu?"
"Bukan! bukan menguji.. tapi memperlihatkan dunia pada kalian..."
"memperlihatkan dunia?"
"Dunia ini keras.. apalagi kalian adalah newbie/beginner/pemula yang melakukan petualangan di dunia Mythearth yang keras ini.."
"Huh.. yasudahlah .. aku tidak peduli dengan hal itu sekarang.. yang penting menyelamatkan Airi terlebih dahulu"
"Hahaha.. dasar muka pucat.. aku jadi ingat temanku dulu..."
Dari lantai atas Ether pun turun sambil membawa kotak yang besar "Ini ayah aku bawakan.."
"Nah.. mari kita buka... aku akan memberikan ini pada kalian..."
Yami pun terpukau "Wow.. apakah yang ada didalamnya yah hehehehehe..."
Gaia membuka kotak tersebut dan mengeluarkan barang yang akan diberikan pada mereka bertiga "oke ini untuk mu Knight muka pucat... sebuah Steel Sword untukmu, lalu kau monk..."
Yami pun memotong omongan Gaia "Aku bukan Monk aku Fighter!".
"Loh? kau itu monk kan.. terlihat dari badge itu.. tapi terserah kau saja Steel Gauntlet ini cocok kok untuk monk ".
"Wow.. keren... terima kasih pak tua elf..."
"Dan yang terakhir ini untukmu nona.. sebuah scroll Fire Magic level 3.."
Rena pun tetap duduk menundukkam kepala dan diam lalu Raito menghampiri Gaia dan mengambil pedang dan scroll fire magic sambil berkata "Terima kasih Ketua Elf"
"Tidak apa-apa.. maaf karena aku tidak bisa membantu"
Lalu Raito mendekati Rena dan jongkok dihadapan Rena, ia pun menepuk punggung Rena dan menatap mukanya lalu memberikan fire magic scroll tersebut ke kedua tangan Rena "Tenang saja Rena.. Kita.. PASTI! berhasil menyelamatkan Airi... itu pasti!" Raito pun tersenyum.
Lalu Rena yang memandang Raito pun memalingkan mukanya sambil berkata "Bodoh,.. pastilah kita kan temannya juga..."
"Yosh! oke kita sekarang pergi ke desa sebelah dan melawan para bandit tersebut!!!"
Mereka bertiga pun pamit pada sang ketua elf, Gaia "Terima kasih atas segala bantuannya Tuan Gaia, kami pasti berhasil menolong teman kami dan menyelamatkan desa... dengan taktik..."
"Begitukah? baiklah.. hati-hati melawan mereka... "
"Terima kasih paman dadah!" Rena pun merasa perasaannya sedikit tenang..
"Paman Elf! terima kasih!!! aku bawa majalah ini yah!!!" teriak Yami
Akhirnya Raito, Yami dan Rena berjalan menuju desa sebelah. "Mereka sudah pergi yah" ujar Ether
"Padahal seru juga sepertinya bersama mereka hihi".
"Jangan begitu Ether.. kita kan tidak boleh bertarung..".
"nah sepertinya kalian yang sekarang kesepian.. baiklah kalau begitu... Ether, Theria.. kalian awasi mereka dari belakang.. dan berikan pertolongan kalau terdesak"
Lalu Theria membalas "Kitakan cinta damai.. aku tidak mau bertarung..."
"Ini bukanlah bertarung atau pertarungan.. tapi... Menolong.. beda dengan bertarung bunuh-bunuhan kan?"
"Asik.. ayo kk kita bantu Raito-chan..."
"Huh.. dasar merepotkan.. baiklah... Ayah kami pergi dulu yah... "
"Yah hati-hati kalian berdua.."
Setelah Raito dan kawan-kawan pergi kini Ether dan Theria pun pergi mengintai rombongan Raito dari belakang menjaga jika terjadi sesuatu kepada rombongan Raito dan kini rumah ketua elf pun sepi. "Hmm... Raito itu.. dan kalung yang dipakainya... apakah dia... yasudahlah... loh kenapa kali ini aku yang bilang yasudahlah..."
Malam telah tiba, dipinggir desa yang dibajak oleh para bandit, Raito, Rena dan Yami menyusun strategi untuk misi penyelamatan Rena. "Sepertinya dibangunan yang besar dan terpancar cahaya lampu itu tempat mereka berkumpul.. Oke.. saatnya kita meyusun strategi!" ujar Raito "Bagaimana kalau aku yang memancing mereka keluar dari persembunyian mereka lalu kalian berdua masuk menyusup dan mencari Airi lalu melepaskannya.. bagaimana?? ada tambahan atau sanggahan?"
Yami menyanggah "huh pengen enaknya sendiri.. masa beraksi sendiri.. sok kuat kau muka pucat.. hahaha..."
"Kau.. Yami.!!"
Lalu Rena pun memukul kepala mereka berdua dengan buku "*Duagh!* Diam kalian berdua! jangan berantem disaat seperti ini"
"Maaf~"
Rena pun menambahkan "Bagaimana kalau misinya seperti ini Raito.. Yami akan memancing para bandit itu semua dari sarangnya , lalu dibelakang Yami, aku, dengan magic scroll yang kuterima dari paman Gaia akan ku serang mereka, sementara Yami dan aku menahan para bandit, bangunan itu pastinya sudah sedikit kosong lalu kau pergilah ke tempat mereka berkumpul dan cari Airi, selamatkan dia! bagaimana?"
"Hmm... ide yang bagus.. kalau begitu mari kita mulai.. lebih baik seperti itu"
"Yah dan.. jangan sok kuat kau hahahhaha... oke.. saatnya pergi kita selamatkan Airi!" ujar Yami
"Errghh.. dasar kau... yasudahlah..."
Mereka bertiga pun berpencar melakukan strategi yang telah mereka susun demi menyelamatkan Airi. Didepan bangunan tempat para bandit itu berkumpul Yami berlari lalu menendang pintu bangunan tersebut hingga terlepas, terpental mengenai para bandit yang berada di dalam bangunan dan Yami pun berteriak dengan keras "Airi!!!! Kami datang menolongmu!!! Hei kalian bandit brengsek!! hadapi aku kalau berani!!!".
Lalu Yami pun berlari sambil tertawa "hihihihi.." dan para bandit yang marah itu pun segera berlari mengejar Yami yang lari "Bocah tengik tunggu kau! akan kami bunuh kau! ayo kalian kejar bocah tengikt itu!!!" "UWOOOOO!!!". Yami pun memberi tanda kepada Rena yang berada di atas atap rumah penduduk "Rena! sekarang!"
"Baik! Seal Open! Fire Magic Scroll level 3. Combuster Twister" Rena pun membuka gulungan tersebut dan lingkaran sihir pun tertulis dibawah para bandit yang sedang mengejar Yami dan keluarlah dari lingkaran sihir tersebut sihir api Combuster Twister yang berupa twister api yang berputar dan membakar para bandit yang berada di dalam lingkaran sihir dan menghempaskan para bandit juga membakar mereka yang berada diluar lingkaran.
"Wogh! Keren!! Tak kusangka sihir dari magic scroll itu keren sekali!" kata Yami dengan pandangan kagum melihat combuster twister.
Rena pun turun dari atas atap dan berkata "Oh ternyata magic scroll begitu yah.. menggunakan shir secara instant dan hanya sekali pakai"
"hihihi.. keren Rena.. kau harus banyak belajar sihir dan menghapal mantranya supaya bisa mengeluarkan sihir yang keren-keren dengan mudah~" ujar Yami dengan pandangan kagum pada Rena.
"huh.. aku baru belajar sihir level 1.. level 3 sih susah.."
Kemudian setelah sihir combuster twister selesai datanglah dua boss bandit. "Ghaghaghagha.. sepertinya kita dapat mangsa yang enak kakak.." ujar lelaki berambut putih yang berbadan besar, tegap dan kekar dan membawa kapak besar di belakang punggungnya. "Duh.. melawan anak kecil seperti ini... jangan kalian pikir aku akan tega melawan kalian" ujar wanita berambut panjang berwarna biru dan bermata merah yang bergaun dan membawa kipas berwarna biru ditangannya sambil mengipas" diri, kakak dari lelaki tersebut. Para bandit yang masih tersisa berteriak "haha! matilah kalian berdua! kedua boss kami telah datang dan melumat kalian berdua bocah tengik.." "Hidup boss Goroze dan nona Fez!" "kalah kan mereka boss!" .
"Sepertinya nambah gawat nih Rena.. kau siap?' ucap Yami berbisik pada Rena
Rena pun menjawab "Aku juga akan seperti Raito, melindungi harta yang paling berharga bagiku.. aku siap!"
Fez(boss wanita bandit) menyuruh para anak buahnya untuk menyerang Rena dan Yami "kalian semua!! serang mereka berdua!!"
Para bandit itu pun datang menyerbu Rena dan Yami akan tetapi tiba-tiba ada anak panah yang bermunculan dari langit "Archery!.. Arrow Shower!!"
"Siapa disiitu!" teriak Goroze pemimpin bandit yang membawa kapak.
Lalu Yami melihat dengan terpana ke arah hujan panah itu berasal "kalian.. si kembar elf !!"
"Ether, Theria! Kalian... terima kasih yah..."
"Tenang saja kami akan membantu kalian dari sini.." ucap Theria
Ether menambahkan.."Kami akan menyerang para bandit kalian hadapi saja mereka berdua."
"Yosh! sekarang sih bisa seimbang.. hahha.. Rena kau hajar si nenek sihir rambut biru itu yah aku lawan yang besar.." kata Yami pada Rena
"Baiklah! aku akan lawan wanita itu!"
Yami pun memancing Goroze dari tempat tersebut "hei badan besar!! sini-sini! dasar jelek!"
"Kau!!! Full Axe Swing!!" Goroze menarik kapak dari punggungnya dan mengayunkan kapak tersebut ke arah Yami. Yami pun menjauh dari tempat tersebut.
Sementara itu seorang bandit mencoba menyerang Rena dari belakang tapi "Archery! Stun Arrow!!" Theria pun menembakkan anak panahnya pada bandit tersebut sehingga terjatuh. "Terima kasih Theria!" "Sama-sama!"
Rena menyerang Fez dengan sihir Fireball "Fire Magic! Fireball!!"
"bodoh.. kau ingin melawanku ? dengan sihir seperti itu tidak akan bisa... Water Magic! Aqua Wall!" Fez menahan serangan fireball Rena dengan Aqua Wall lalu merubah aqua wall menjadi aqua wave "Water Magic! Aqua Wave". Rena pun menghindar dan sekali lagi menggunakan fireball untuk menyerang Fez "Fireball!" tapi kali ini Fez menghantamkan membuat aqua wall dan menghantamkannya dengan fireball dan uap kabut pun terjadi dan sedikti menghalangin pandangan Rena. Tanpa basa-basi pada saat uap masih menutupi pandangan mereka berdua Fez mengeluarkan sihir aqua blade "Aqua Blade!" dan Rena pun menghindar akan tetapi sihir tersebut melukai lengan kiri atas Rena "aaaaahhh~".
"hahahah.. bagaimana nona manis? darah yang keluar dan ekspresi mu membuat dirimu tambah manis" Fez tertawa berkata dengan kepalanya menghadap ke langit meremehkan Rena.
"kesempatan!.. 'Fire Magic! Fireball!!" Rena memanfaatkan kesempatan yang ada untuk balik menyerang Fez namun "Hahahaha.. percuma... Water Magic! Aquarium Pilar!!" lingkarang sihir muncul dibawah Fez dan mengeluarkan air membentuk pilar, fireball Rena yang menabrak dinding pilar itu pun lenyap. Lalu Fez yang berada di dalam pilar air mengeluarkan sihir air "hahaha.. percuma Water Magic! Water Pistol!!" dari pilar air tersebut keluarlah peluru-peluru air yang menghantam badan Rena. "Ah ah ah aaaaahhh~~" Rena yang berdiri kesakitan pun ambruk.
"hahhaha.. kau kalah nona muda"
"ah ah ah ah ah" Rena pun tergeletak tak berdaya akibat serangan dari Fez
"Rena! Sial.. Archery! Blitz Arrow!!" Theria menembakkan panah berelemen listrik ke arah Fez yang berada dalam pilar air
Fez yang berada dalam pilar air sekali lagi memakai sihir water pistol dan menjatuhkan blitz arrow Theria dan beberapa peluru air water pistol mengenai theria.
Rena yang terkapar mencoba bangkit "Aku takkan.. ah ah.. membiarkan... ah ah.. kalian melukai temanku.. aku.. aku... aku akan melindungi teman-temanku..."
"Hahahha nona manis.. kau tambah manis ketika wajahmu terlihat seperti itu.. tapi... aku tidak akan membunuhmu.. agar kau menambah manis... " Fez pun mencast sihir "Water Magic! Water Dragon!!" pilar air yang melindungi Fez pun berubah menjadi Naga dan menyerang Rena.
Rena pun berdiri sambil mengingat apa yang dikatakan Raito kepadanya ("Aku sih masa bodo harta kita diambil! Aku hanya tidak ingin kehilangan kau, Airi dan Yami.. teman-temanku yang berharga! kau harus tau itu! ") lalu Rena pun berkata.. "aku.. aku ... aku.. aku.. aku akan .. aku kan melindungi temanku dan takkan kubiarkan mereka hilang dari hadapanku". Saat Water Dragon hampir mendekati Rena, Rena pun mengeluarkan sihir yang dia pun tidak menduganya "Fire Magic!!! Trial of Firebird!!!!" Dihadapan Rena keluar lingkaran sihir yang mengeluarkan sebuah burung api yang sangat besar. Firebird Rena dan Waterdragon Fez berbenturan dan mejadi uap panas yang menghembuskan angin panas yang sangat hebat.
Fez pun terkejut "Apa sihir itu kan! sihir level 3 tidak mungkin dia dapat menggunakan sihir tersebut, kalau begitu aku akhiri saja... Aqua Blade!!"
Dengan energi yang ia punya Rena menghindari Aqua Blade tersebut
"Apa! dia menghindarinya!"
Lalu Rena pun mengeluarkan sihir api level 3.. "Aku.. akan lindungi temanku... Fire Magic!!! Flaming Rocket!!!" Rocke api yang membara keluar dari lingkaran sihir yang ada dihadapan Rena dan menyambar Fez dengan cepat.
"Aaaahhh~~ panas.. panas.. panas.."
Rena pun mengeluarkan Fireball untuk mengakhiri pertarungan ini "Maaf.. tapi.. aku... tidak ingin kehilangan temanku.. Fireball!!"
"Aaaaaaaa~" Fez pun pingsan seketika ketika terkena fireball terakhir dari Rena. dan Rena pun kelelahan dan pingsan ditempat. dan pertarungan antara Rena dan Fez pun berakhir dimenangkan oleh Rena.
Sementara itu dilain tempat Raito yang melewati rute atap untuk menuju ke tempat Airi ditawan, dihadang oleh Ninja yang menculik Airi. "Kau! orang yang menculik Airi kan! siapa namamu!! "
"Namaku.. Sabin... aku takkan biarkan kau mendapatkan Airi.. dia... milikku...."
=Act 4. Battle in the Hijacked Village Fin. Next Act 5. The Knight who Defend what He Wants to Defend =
Tidak ada komentar:
Posting Komentar