Sabtu, 13 November 2010

Journey in The World Called Mythearth : Act 3. Monsters, Bandits and Treasure Chest

 ===Act 3. Monsters, Bandits and Treasure Chest===
 Beberapa hari berlalu sejak kepergian keempat remaja tersebut pergi dari kota Eiria. Mereka pun berjalan mengitari padang rumput yang sangat luas. setelah berjalan keempat sahabat itu berhenti sejenak.
 "Hei Rena apa benar kita berada dalam jalan yang benar menuju desa terdekat?" tanya Raito dengan muka yang bosan dan lelah karena membawa barang bawaan mereka semua yang dimasukkan ke dalam gerobak.
 "Sabar dikit dong!" dengan nada tinggi, "Ini juga aku sambil lihat peta, disini katanya terus saja lurus setelah melwati hutan di depan sana kita akan samapi kok ke desa tedekat aku juga capek dasar bodoh!" balas Rena ke Raito.

 "Err.. dasar nenek sihir"
 "Apa yang kau katakan Raito?! " dengan nada kesal dan marah Rena pun mengeluarkan sihirnya "Sihir api! Fireball!!!".
 "Arrghh~ Hei aku kan cuman bercanda, Airi tolongin dong " ujar Raito panik terkena sihir bola api Rena.
  Melihat Raito yagn sedang terbakar Airi pun hanya tersenyum manis dan membantunya dengan cure "Makanya janga sering menggoda Rena gitu hihihi.."
  "Ah~ Airi kamu kok gitu" ujar Rena dengan wajah yang agak memerah
  "Hei teman-teman lihat didepan ada hutan mungkin itu hutan yang dimaksud!!" teriak Yami dari depan
  "Hei kau Yami! gantian donk aku capek nih bawa gerobak.. kali-kali kau kek. yang membawa."
  "Masa bodo~ hahaha..." jawab Yami sambil tertawa. Tiba-tiba pada saat mereka berjalan Yami melihat sesuatu yang terbang dari kejauhan. "Hei kawan-kawan~ ada benda terbang dari sana menuju kesini...".
  "Apa maksudmu? jangan cari alasan untuk menolak membawa gerobak"
  "Itu... monster CONDOR!!!" Teriak Rena. Dengan cengengesan Yami berbicara "Hehehe.. sudah lama tidak ketemu monster hehe.. mari kita buat jadi ayam panggang... Ayo Rena keluarkan sihir api mu!".
  "Gak mau.. errhh uhh.. ah Raito kamu saja yang maju" ujar Rena sambil mendorong Raito
  Raito yang didorong pun jalan dengan terbata-bata "Loh kok aku sih yang lawan...". Tiba-tiba Condor tersebut pun melakukan manuver ke bawah ke arah Raito dan kawan-kawan dan melewati mereka dan kembali mengarah menukik ke arah Raito dan kawan-kawan. "Hampir saja kena hehe.. oke saatnya pembalasan.. Raito pinjam punggungmu yah.." ujar Yami yang sepertinya mempunyai ide. Lalu Yami pun lari ke arah Raito dan melakukan loncat dua kali ke punggung Raito dan menjadikan punggung Raito sebagai pijakan"Apa? hei-hei.. aduh sakit tahu!" ujar Raito yang dipunggungnya diinjak. Yami pun loncat ke arah Condor itu menyerang dan menendangnya dengan tendangan tendangan salto yang tepat mengenai kepala Condor tsb dan jatuh ke bawah. "Raito sekarang! tebas dia!"perintah Yami. "Hiyaaat!!" Raito pun meloncat dan menebas Condor tersebut.
  "Yes! dapat makan malam hehe.."
  "Kau saja yang makan Yami! aku sih gk mau.." balas Rena
  "Yakin?? " goda Raito kepada Rena
  "Yakin dong... (kryukk~*suara perut)"
  Raito dan Yami pun menatap Rena dengan tatapan licik penuh akan godaan.
  "Bener nih gk mau??  tar lapar loh?" goda Yami
  "Bodoh!! mana ada perempuan yang mau makan daging monster tersebut. Benar kan Airi?"
  "Umm.. tapi sepertinya keliatan enak ^-^"  jawab Airi
  "Kau.. kenapa kau mengkhianatiku T_T"
  "Yasudah tenang saja.. aku akan buat yagn spesial untuk kalian berdua supaya kalian berdua lebih enak dalam menyantapnya hahah.." Ujar Raito sambil menepukkan dada.
  "Trims" jawab Rena dengan memalingkan mukanya.
  Sesudah Raito dan kawan-kawan menyantap masakan Condor tersebut mereka pun melanjutkan perjalanannya melewati padang rumput. Beberapa saat kemudian Raito dan kawan-kawan berhasil menemukan hutan yang merupakan jalan ke desa terdekat.

  "Yes! akhirnya ketemu juga hutan yang dicari-cari hihihi.." ujar Rena dengan girangnya
  Ketika Raito dan kawan-kawan berjalan memasuki hutan, tiba-tiba muncullah gerombolan monster Wolf's yang keluar dari semak-semak di hutan dan tiba-tiba meloncat mencoba menerkam ke arah Raito dan kawan-kawan. "Hmm.. monster lagi yah... Here goes nothing..." Raito pun dengan cepat menyerang serigala yang menghampirinya. Ia pun menebas salah satu Wolf yang meloncat ke arah mereka, dengan kakinya Yami menendang 3 Wolf yang melompat ke arahnya secara beruntun, Rena mencast sihir pada gerombolan Wolf  "Fire Magic! Fireball!!" dan membakar 4 Wolf yang ada. Seekor Wolf melompat ke arah Raito dari belakang Airi yang melihat hal tersebut mencast sihir perlindungan protect "Awas Raito! dibelakangmu... Protect Wall!!" ujar Airi, Raito pun balik badan dan segera menyerang Wolf  yang terpental karena terbentur Protect Wall, "Terima kasih Airi.. rasakan ini kau monster serigala!". Akhirnya gerombolan serigala tersebut pun kabur. Raito dan kawan-kawan pun kelelahan akibat pertarungan tersebut.
  "Hei Yami... jangan bilang kau akan memakan serigala-serigala tersebut!" ujar Rena.
  "Huwek!.. mana mau aku makan serigala.. tidak baik karnivora memakan karnivora..."
  "Kita ini omnivora bodoh!" cela Raito, "Airi kau tidak apa-apa kan? sepertinya kau terlihat lelah?" tanya Raito kepada Airi.
  "Tidak kok.. hanya lelah sedikit" jawab Airi dengan napas yang sedikit tersenga-senga
  Rena pun mendekati Airi dan mepang Airi yang sedang kelelahan "Tenang Airi kita berjalan sedikit ke dalam dan mencari tempat untuk membuat tenda... sini aku bantu.. Hei Raito jangan lupa bawa gerobak bawaan kita!"
  "Apa!? Errrhh.. Hei Yami! Sekarang giliranmu donk aku capek tahu!" ujar Raito sambil menunjuk Yami untuk membawa barang bawaan tapi Yami malah tetap berjalan sambil pura-pura tidak dengar "Loh bukannya kau yang disuruh?? hahahaha.." Yami pun tetap berjalan ke depan.
  "Yaya.. errh..."

  Akhirnya mereka pun pergi ke dalam hutan dan mencari tempat yang nyaman untuk mendirikan tenda. Beberapa saat kemudian, menjelang malam, tempat yang nyaman pun ditemukan dan Raito dan kawan-kawan mendirikan tenda dan istirahat sejenak. "Oke... kita bermalam disini dan aku yang akan berjaga terus Yami.. jadi kalian berdua tidur lah dan istirahat.. kau juga Airi jangan terlalu memaksakan diri oke.." Ujar Raito yang sudah selesai mendirikan tenda.
  "Umm.. te terima kasih Raito.. " ucap Airi dengan wajah sedikit pucat
  Rena pun mengajak Airi untuk istirahat "Ayo Airi kita istirahat.. kita serahkan saja pada mereka berdua... dan kau Yami, Raito.. jangan berbuat yang macam-macam oke! apalagi.." 
  Raito pun hanya diam tiba-tiba Yami bertanya "Apa lagi apa Rena???"
  Tiba-tiba muka Rena memerah sambil memalingkan wajah dari kedua orang tersebut "ah.. bukan apa-apa sudah lupakkan saja .. kami mo istirahat dulu.." Rena dan Airi pun masuk tenda dan mengunci rapat tenda.
  "Tadi dia mo bilang apa yah?" tanya Yami yang masih kebingungan pada Raito
  Raito pun mencari rumput yang enak untuk berbaring tidur "Sudah jangan pikirkan, sepertinya itu masalah wanita kita sih tidak usah tau... dan... kau skr jaga malam duluan deh.. aku capek nih... " ujar Raito sambil berbaring di rumput. Tapi sepertinya Yami tidak mendengarkan perkataan Raito dan tidur lebih dahulu.
  "Hei.. errghh.. kau.... apa boleh buat.. aku jaga malam deh..." oceh Raito yang sedikit kesal
 dan akhirnya Raito pun menjaga teman-temannya.
  Di malam yang sepi di dalam hutan Raito yang menjaga teman-temannya pun melihat indahnya bulan-bulan yang ada di langit. Tiba-tiba ketika Raito sedang asik menikmati indahnya malam yang bertaburan bintang dan bulan tersebut ada suara aneh di balik semak-semak. Dengan sigap Raito pun menghampiri semak-samak "Siapa disitu..". Lalu keluarlah dari semak-semak tersebut sesosok monster berbentuk wanita yang terbang dan memiliki rambut panjang yang dikenal dengan sebutan Banshee.
  "Syaa~ Aku datang mengambil nyawamu~".
  "Kau!? monster Banshee??" ujar Raito yang kaget ketika melihat Banshee
  Banshee yang ingin mengambil jiwa Raito pun terdiam "Kau?... sepertinya aku tidak bisa mengambil jiwamu" dan dengan sekejap Banshee itu menghilang. Raito pun mengambil nafas dalam-dalam "Kenapa Banshee itu kabur? tidak biasanya Banshee itu ada di sini dan juga biasanya juga sangat jarang ditemui.. tapi.. huft~ syukurlah untung saja tidak diambil jiwaku dan teman-teman.. yasudahlah.. kembali berjaga..." Raito pun yang sebenarnya sedikit takut kembali ke posnya duduk dan akhirnya tertidur karena saking capeknya...

  Keesokkan harinya... "Hei.. Raito bangun... baiklah kalau kau tidak mau bangun... Sihir Api! Fireball!!" cara Rena yang efektif dalam membangunkan Raito.
  "Panaaasss~~~" teriak Raito bangun dan memngibas-ngibaskan bajunya ke tanah untung menghilangkan api."Apa-apain sih kau Rena.. Jangan gitu dong membangunkan seorang temanmu "
   "Dasar pemalas tukang mengeluh! Ayo kita berangkat.. semua sudah siap nih.."
   "Errh.. dasar.. oh ya Airi bagaimana? apa dia merasa lebih baik?" tanya Rait
   "Aku sudah lebih baik baik kok.. walaupun masih sedikit kurang enak badan " ucap Airi dengan nada rendah yang menunjukkan bahwa sepertinya ia masih sakit
  "Oh begitu.. kalau begitu.. nanti kau duduk saja digerobak.. biar aku yang bawa hehe.." kata Raito kepada Airi..
  "Umm.. Terima kasih Raito  "
  Rena menunjukkan rasa irinya pada Airi "Hmmpph.. " dengan segera mereka berempat pergi dari tempat yang mereka singgahi.
  "Errhh.. kok.. rasanya berat yah" Raito pun melihat kebelakang ke arah gerobak barang bawaan yang dibawanya dan melihat Airi dan Rena sedang menduduki gerobak tersebut. "Loh kok kenapa kau ikutan duduk diatas situ Rena?" tanya Raito dengan sedikit keberatan
  "Sudahlah cepat jalan! nanti kita tidak bisa bermalam di desa setempat nih!" jawab Rena menyanggahi pertanyaan Raito
  "Errhh... kalau gitu.. Hey Yami gantian skr kau yang bawa! atau paling tidak bantu aku!"
  "Ayo jalan petualangan kita masih panjang!!!!" teriak Yami mendiamkan perkataan Raito
  "Hei kau! lagi-lagi.. arghh. yasudahlah~"
   Rena dan Airi pun tertawa geli dan Raito dan kawan-kawan pun melanjutkan perjalanannya keluar dari hutan tersebut. Di tengah jalan di hutan Rena melihat sesuatu dari kejauhan "Hmm.. apa itu yah... itu kan! Harta Karun $.$" Rena pun turun dari gerobak dan segera menghampiri peti lapuk tersebut.. Pada saat Rena ingin membuka peti tersebut tangan Rena kedua tangan Rena dipegang oleh seorang berbadan besar dan mengangkat Rena ke atas
  "Gyaaa~ lepaskan aku~ hei kau gendut!"
  "RENA!!" teriak Airi, Yami dan Raito..
  Raito pun menarik pedang dari sabuknya dan berkata pada orang tersebut "Hei kau badan besar~ lepaskan Rena"
  "Ughh.. lepaskan aku.. itu harta karunku tau.. wee.. " kata Rena sambil menjulurkan lidahnya ke si badan besar. Si badan besar pun berkata "mwaahahah.. serahkan seluruh harta kalian baru akan kulepaskan dirimu nona kecil berambut orange mwaahahaha..."
  "Tidak Sudi wee.. " ujar Rena sambil lagi-lagi menjulurkan lidahnya
  "ugh... sakit tau!" "Kau!! errghhh"  geram si badan besar sambil memegang tangan Rena dengan kencang tiba-tiba datang teman si badan besar. "Jangan kau lukai nona berharga itu Ogh"
  "Uanze! "
  "heheh.. biarkan mereka memilih harta atau teman mereka..." ucap Uanze bandit teman dari si badan besar Ogh.
  "Kalian!! Baiklah ini kami berikan harta kami.. lepaskan Rena! " jawab Raito
  "Hei Raito!! Jangan dong!" kata Rena
  "Nah gitu dong" ucap Uanze "Hei Ogh.. lepaskan nona itu..."
  Ogh yang mengangkat Rena pun mendekati Raito yagn membawa harta mereka berempat sementara Uanze mengambil peti yang ditemukkan Rena. Rena pun dilepaskan "uhh.." dan Ogh membawa harta milik mereka berempat. Ogh dan Uanze membawa harta" mereka dan membelakangi mereka. Lalu Rena yagn tidak sudi harta mereka diambil mengeluarkan sihir Fireball yang mengenai Ogh dan Uanze "Fire Magic! Fireball!!".
  "Bwwaaaa!! panaass.." teriak Ogh dan Uanze kepanasan.
  "Hei apa-apan kau Rena!" bentak Raito dan Rena pun membalas "Memangnya kau mau harta kita yang berharga diambil! aku sih tidak sudi!!" Raito pun menampar Rena sambil berkata "Aku sih masa bodo kita diambil! Aku hanya tidak ingin kehilangan kau, Airi dan Yami.. teman-temanku yang berharga! kau harus tau itu! ". Sentakan Raito membuat Rena terdiam sementara itu Ogh dan Uanze yang kini marah segera menghampiri mereka. Uanze mengeluarkan dua buah senjata kukhri dan memutarnya menyerang ke arah Rena "Awas kau! bocah nakal!!" dengan segera Raito pun menangkis serangan tersebut dan memantulkan Uanze.
  "Ugh hebat jg kau muka pucat" ucap Uanze.
  "hahahaha.. kau dipanggil muka pucat Raito.." kata Yami sambil tertawa menunjuk ke arah Raito
  "Hei! jangan tertawa dasar bodoh! awas di sampingmu!" ujar Raito memperingatkan Yami
  "Tenang saja aku tahu kok!" Ogh lari menyeruduk ke arah Yami namun Yami pun mengelak loncat ke arah atas badan Ogh dan menendang kepala Ogh hingga membentur tanah "Vertical Kick!!". *Duagh* kepala Ogh pun membentur tanah tetapi Ogh masih dapat berdiri, balik badan dan mengeluarkan pukulan ke arah Yami. Dengan sedikit mengelak Yami berhasil menghindari pukulan Ogh lalu menangkap tangan Ogh dan membanting Ogh lalu menendangnya "Rasakan jurusku.. Daitetsu Kick!!" Tendangan keras Yami membuat Ogh terpental kearah pepohonan dan mematahkan pohon tersebut. "hahaha.. sudah beres satu biji.. sisanya buatmu saja Raito".
  Raito pun sedang menangkis serangan dengan pedangnya Uanze "Diam aku tahu bodoh! kau jaga Rena dan Airi saja!". Raito pun berbalik menyerang arah Uanze. "Kurang hajar kalian bocah.. Thievery!.. Raise Evasion!!" Uanze mengeluarkan skillnya sebagai bandit dengan menambah hindarannya untuk menghindari tebasan Raito "Hahah.. dengan kecepatan seperti ini kau tidak akan bisa mengenaiku bocah muka pucat..". "Errghh.. cepat sekali hindarannya.." ujar Raito yang sedikit kewalahan.
"Perlu dibantu tidak Raito? " Yami mengajukan tawaran.
"Tidak usah! kau cukup menjaga Rena dan Airi saja!". Tiba-tiba Uanze meloncat ke arah Raito dan melakukan somersault(meloncat sambil berputar) ke arah Raito dan mengeluarkan serangannya "Rasakan ini muka pucat... Dagger Tech! Crouching Tiger!!" Raito pun menghindar dengan mundur kebelakang sementara serangan Uanze gagal mengenai Raito. "Terlihat!" Raito melihat celah saat Uanze berhenti dan menebas Uanze tetapi tebasan Raito ditangkis oleh Uanze dan Uanze pun menghindar dan kembali melakukan serangan dengan kecepatan hindaran. "hahah.. jika aku menghindar dengan cepat seperti ini kau tidak akan bisa menyerangku" ujar Uanze. Raito pun memejamkan matanya beberapa detik dan membuka kembali matanya "Terlihat! kau disana! "lalu Raito mengayunkan pedangnya ke arah Uanze dan Uanze yang berhasil menahannya pun terpental ke arah pohon. "ugh!! dia bisa melihat gerakan ku dan kekuatannya beda dengan yang tadi". Raito pun mengambil kesempatan dengan meloncat dan mengayunkan pedangnya ke arah Uanze. Walaupun Uanze dapat menahan ayunan pedang Raito, namun ayunan pedang Raito menghancurkan kukhri milik Uanze dan Uanze pun terkena tebasan dari Raito. Uanze yang kesakitan pun membangunkan Ogh "Arrgghh~~ Sakitt!! hei Ogh ayo bangun! nampaknya bocah" nakal ini sulit dikalahkan kita kembali saja ke desa!". "Baik Uanze!", akhirnya 2 bandit tersebut, Ogh dan Uanze, pergi meninggalkan Raito dan kawan-kawan menuju desa.
  "Hehehe akhirnya kita menang dan dapat petinya! *peace*" teriak Yami sambil membawa peti tersebut keatas gerobak
  "Kalian semua tidak apa-apa kan?.... kau juga tidak apa-apakan Rena? " tanya Raito
  Rena yang mungkin sedikit sebal dengan Raito mempalingkan mukanya "Ya.."
  "Yami, Raito sini ku obati  luka kalian.. *cough!* " ujar Airi yang memberikan sihir penyembuh cure kepada Raito dan Yami..
  "Terima kasih Airi " kata Raito
  "Oke sekarang Ayo kita brangkat!" teriak Yami dengan penuh semangat!. Mereka pun melanjutkan perjalan mereka keluar dari hutan "hei Rena kenapa kau tidak naik ke gerobak lagi?" tanya Raito tetapi Rena pun diam tidak ingin bicara dengan Raito "hei hei.. ah.. yasudahlah.. berapa kali aku berkata yasudahlan kali ini yah?" Beberapa saat kemudian mereka pun melihat ada jalan rulus dalam hutan.
  "umm... Sepertinya kalau kita jalan lurus terus akan keluar dari hutan *cough*  " ujar Airi.
  "Oke kalau begitu kita jalan terus..! " teriak Yami.

  Tiba-tiba pada saat mereka berjalan lurus dari semak-semak pinggir jalan keluar seseorang menculik Airi "Hmph!" "AIRI!" Rena, Raito dan Yami pun tercenga. "Biarku kejar! " teriak Raito dan Yami, Rena mengeluarkan sihir mengarah ke penculik "Fireball!!" tapi orang yang menculik Airi terlalu cepat mengelak dari fireball dan tidak terkejar. "Airi!!!" Seketika itu pula muncul seorang wanita menghalang mereka bertiga dan berkata "Kalian tidak akan mungkin bisa mengejar dia apalagi melawan mereka para bandit dengan bertiga orang seperti ini!". Kata Raito "Kau!! kau adalah!!... ".

=Act. 3 Monster, Bandits and Treasure Chest Fin. Next Act. 4. The Battle in the Hijacked Village=

Tidak ada komentar:

Posting Komentar